Pilih Belanja Online di E-Commerce atau Langsung ke Toko? Ini Kelebihan dan Kekurangannya

Kamu pilih Belanja Online (daring) di e-commerce atau langsung ke toko? Ini adalah pertanyaan yang memiliki jawaban bersifat relatif karena bergantung pada banyak faktor. Ketika akses terhadap jaringan internet atau Wifi Rumah tidak ada kendala, cuaca kurang bersahabat, saldo e-wallet mencukupi, sedang membutuhkan barang yang spesifik, tokonya sulit ditemukan di sekitar tempat tinggal, atau sekadar kondisi badan sedang mager (malas gerak) dan membutuhkan istirahat, maka belanja online atau daring adalah pilihan yang layak diambil. Akan tetapi, ketika yang terjadi adalah hal sebaliknya, maka berbelanja ala konvensional atau secara offline (luring) pun tak ada salahnya. Masing-masing memang memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan. 

Belanja online lebih menguntungkan. (Gambar: pixabay)

Gen Millennial dan Gen Z; Generasi yang Lengket dengan Internet 

Berbicara mengenai penggunaan teknologi digital tidak terlepas dari native users. Saat ini, generasi Millennial dan Gen Z yang lahir di masa teknologi ini mulai diperkenalkan menjadi generasi yang paling mendominasi di Indonesia. Generasi ini juga merupakan generasi yang paling banyak menggunakan internet dalam berbagai aktivitas. Data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2017, pengguna internet di Indonesia didominasi oleh generasi Millennial, yaitu sebanyak 74,23 persen, sedangkan Generasi Z sebanyak 75,50 persen. 

Kedua generasi yang paling banyak menghabiskan waktunya untuk berinternet ini merupakan generasi yang menyukai kepraktisan dan hal-hal instan dalam segala hal, termasuk dalam berbelanja. Belanja Online atau daring melalui e-commerce dianggap menjadi salah satu solusi dan gaya hidup yang sangat memudahkan bagi generasi ini, terutama ketika pandemi yang berlangsung sejak awal tahun 2020 melanda dunia. Akan tetapi, apakah belanja online atau daring melalui e-commerce memang benar-benar menyenangkan dan memuaskan? Hal ini relatif dan tergantung pada pengalaman masing-masing individu. 


Pandemi dan Internet; Solusi di Sela-sela Kondisi Ruwet 

Loncatan jumlah pengguna internet terjadi saat pandemi terjadi di awal tahun 2020. Kami sekeluarga menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah selama hampir sebulan ketika pandemi mengalami puncaknya sekitar awal tahun 2021. Selama isoman tersebut dilakukan, satu hal yang pasti adalah kami menjadi praktis terkurung di rumah dalam arti yang sesungguh-sungguhnya. Hampir seluruh aktivitas yang berhubungan dengan dunia luar, seperti pekerjaan, sekolah, memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari hingga menjalani pengobatan, kami lakukan di rumah dengan mengandalkan internet. Dukungan internet tersebut kami syukuri karena benar-benar menjadi berkah yang sangat membantu dan memudahkan dalam proses penyembuhan kami sekeluarga dari penyakit yang rasanya luar biasa itu.

Internet membuat isoman tak begitu menyiksa. (Dok pri)

Selama hampir dua tahun, kami benar-benar merasakan bahwa meski dampak pandemi begitu dahsyat, tetapi keberadaan internet sudah menjadi salah satu jalan keluar yang memudahkan kehidupan masyarakat dunia. Peningkatan jumlah pengguna wifi rumah (broadband internet) sangat cepat. Mulai dari pemasangan IndiHome sebagai Wifi Rumah, hingga penggunaan aplikasi konferensi massal mulai dicari-cari pelanggan. Semua urusan dari pekerjaan, sekolah jarak jauh, dan lain sebagainya teratasi dengan jaringan internet. Begitu juga belanja online.

Akses ke platform Belanja Online semakin digemari (meski terpaksa). Warga berbondong-bondongmembeli makanan atau minuman, pakaian, sepatu, perabot rumah tangga, gadget, buku, peralatan elektronik, hingga produk-produk perawatan tubuh dan kecantikan, produk bayi, bahkan hingga makanan hewan secara daring. Semua bisa terpenuhi hanya dengan menjentikkan jari-jemari di gawai masing-masing. 

Alasan Memilih Belanja Online (Daring) Ketimbang Offline (Luring) 

Kini, ketika pandemi sudah mulai mereda, ketergantungan terhadap akses internet tampaknya tidak berkurang, bahkan kami sekeluarga merasa terjadi peningkatan yang signifikan. Pengalaman berbelanja kami pun kini tidak terbatas lagi pada konsumsi kebutuhan sehari-hari, tetapi sudah merambah hingga kebutuhan untuk pendukung kenyamanan dan mobilitas, seperti pembelian tiket transportasi atau hotel, pembayaran tagihan, entertainment, dan lain-lain. Khusus dalam hal berbelanja, kini kami sekeluarga lebih banyak menggunakan cara Belanja Online ketimbang offline. Kecenderungan ini bukan tanpa alasan. Berikut ini akan saya berikan beberapa perbandingan keduanya sehingga kami lebih sering mengambil jalur daring ketimbang luring.

1. Fleksibilitas Waktu

Fleksibilitas waktu adalah hal yang sangat menguntungkan dalam Belanja Online. Sebagai pelanggan atau konsumen, kita bisa bertransaksi di e-commerce kapan saja. Bahkan banyak toko yang bersedia melayani hampir 24 jam. Beda halnya dengan toko offline yang memiliki batasan waktu buka toko dalam melayani pelanggan. Oleh karena itu, dengan fleksibilitas waktu buka toko online, maka kami pun bisa bertransaksi, bahkan di sela-sela aktivitas pekerjaan atau waktu sempit yang sedang kami hadapi. 

2. Akses dan Kenyamanan

Untuk berbelanja secara daring, kita membutuhkan smartphone dan akses internet yang andal dan lancar. Jurnal.id memaparkan bahwa transaksi pada bisnis online berjalan sangat cepat. Konektivitas internet yang buruk walau dalam jangka waktu yang pendek pun akan berdampak besar. Pemilik toko online bisa rugi hingga jutaan rupiah karena konsumen bisa dengan mudah beralih mencari penjual lain yang mampu melayani lebih cepat. Oleh karena itu, akses Wifi Rumah seperti IndiHome sangat membantu kami untuk melancarkan transaksi belanja online di e-commerce. 

Beda halnya dengan belanja offline yang membutuhkan upaya untuk mendatangi atau mengunjungi toko secara fisik. Dengan demikian, peluang untuk mengalami ketidaknyamanan karena kelelahan, cuaca yang tidak mendukung, tempatnya yang sulit untuk dicapai, atau belum lagi jika tokonya kurang nyaman akibat tampilannya kurang menarik atau minim infrastruktur yang dimiliki, maka hal itu bisa membuat mood atau suasana hati berubah dan berimbas pada pengalaman berbelanja yang kurang memuaskan. 

3. Pembayaran

Sistem pembayaran dalam belanja online sering kali menggunakan sistem non tunai atau cashless. Oleh karena itu, saldo yang ada pada rekening tabungan atau e-wallet harus selalu siap sedia. Sisi yang menguntungkan dalam berbelanja online adalah harga yang dibayar saat transaksi sesuai dengan yang tertera dalam tagihan. Kita tidak perlu khawatir mendapatkan kembalian berupa permen karena toko tidak memiliki uang kembalian sebagaimana sering terjadi pada pembayaran di kasir toko offline yang menggunakan uang tunai, hahaha.

Belanja offline (luring) membutuhkan tempat fisik dan sistem transaksi tunai. (Dok pri)

4. Harga

Berbelanja online lewat e-commerce memiliki harga beragam yang bisa kita pilih sesuai budget yang kita buat. Biasanya, kita bisa menyaring atau melakukan filter harga ketika berbelanja di e-commerce mulai dari harga tertinggi atau terendah. Dengan demikian, kita pun bisa mempertimbangkan dan memilih harga yang reasonable untuk barang yang akan kita beli. 

Saat berbelanja di toko offline, kita sulit untuk memilih karena harga barang sudah dibandrol tanpa ada alternatif pilihan. Dengan demikian, kita harus benar-benar mempertimbangkan dengan matang pembelian tersebut. Jika kurang teliti, maka kita bisa saja terjebak oleh harga barang di toko itu yang tidak setara dengan kualitasnya. 

5. Pilihan Toko dan Barang 

Nah, ini adalah salah satu hal yang paling menyenangkan, terutama bagi kaum hawa dalam berbelanja secara online di e-commerce, baik yang kami sebut si hijau, si oranye, atau si biru. Begitu banyak dan beragam pilihan toko dan barang yang ditampilkan membuat kita betah berlama-lama untuk memilih. Banyaknya tempat atau toko yang menjual suatu produk juga memberi fleksibilitas dalam menentukan ongkos kirim yang akan kita keluarkan. Adapun belanja secara offline tentu memiliki keterbatasan karena tempat yang relatif hanya bisa dijangkau secara fisik dan stok produk yang dimiliki juga terbatas.

Belanja offline (luring) memiliki keterbatasan took dan barang. (Dok pri)

6. Keamanan Bertransaksi 

Belanja online memiliki kemungkinan terjadinya transaksi yang berhasil atau gagal. Kesalahan atau penipuan pun bisa saja dialami jika transaksi dilakukan oleh orang-orang yang berniat jahat. Akan tetapi, beberapa e-commerce kini sudah memiliki sistem untuk mencegah hal semacam ini terjadi dan memberi garansi agar kerugian bisa diminimalisir. Adapun belanja secara offline relatif lebih terjaga keamanannya karena penjual (toko) dan pembeli berada di suatu tempat yang sudah jelas diketahui dan pelanggan bisa langsung melihat serta memilih barang yang akan dibeli. 

7. Jaminan Kepuasan

Kepuasan dalam berbelanja secara online adalah ketika proses transaksi pembelian, pembayaran, pengiriman, hingga barang yang dibeli telah sesuai dan telah sampai di tangan pelanggan. Jika seluruh proses tersebut sukses, maka tingkat kepuasan pelanggan menjadi jaminan bahwa kemungkinan besar akan melakukan belanja secara online kembali. Jaminan tersebut sangat penting karena sistem belanja online memang membutuhkan kepercayaan atau trust yang sangat tinggi. Adapun sistem belanja offline sangat simpel dan meski tetap sama-sama membutuhkan trust, tetapi tingkat kepercayaan yang dibangun sudah terbantu oleh kondisi fisik toko dan barang yang bisa dijangkau dan dilihat secara langsung oleh pelanggan.

8. Promo Pelanggan 

Bentuk-bentuk promo yang ada pada pembelanjaan online amat banyak dan beragam. Hal tersebut disebabkan ketatnya persaingan dan upaya menarik hati pelanggan. Program pemberian diskon khusus, hadiah spesial, potongan atau gratis ongkir (ongkos kirim), atau pemberian cashback sering kali bisa kita dapatkan melalui pembelanjaan online di e-commerce.  Pada toko offline, bentuk promo yang dilakukan tidak sebanyak yang bisa kita dapatkan sebagaimana toko online. 

Belanja Tanpa Ribet dengan Akses Internet Tangguh

Meski kini lebih sering melakukan belanja online, kami masih tetap sesekali melakukan belanja offline. Hal ini kami lakukan ketika memiliki kebutuhan yang sangat mendesak, sekadar ingin refreshing, atau ketika tengah berada di sebuah wilayah yang meyediakan bahan-bahan, terutama makanan yang masih fresh, sulit didapatkan di tempat lain, hanya bisa menggunakan uang tunai, atau sulit jika dilakukan pengiriman dari luar daerah. Sensasi berbelanja secara offline memang memberikan sentuhan dan pengalaman yang berbeda dengan belanja online. 

Seperti contohnya ketika kami membeli sepatu untuk kedua krucil yang kebetulan rusak secara bersamaan. Kami langsung meluncur ke toko dekat pasar kota yang kebetulan tempatnya adem plus pelayanannya pun ramah. Kedua krucil terlihat menikmati proses belanja dan merasa puas dengan pilihan mereka masing-masing. Sepatu yang akhirnya mereka beli pun dengan bangga bisa langsung mereka kenakan. Ini hanya salah satu contoh bahwa belanja di toko offline pun dalam beberapa hal masih bisa kami pertahankan. 

Akan tetapi, tempat tinggal kami yang berada di kota kecil memang tidak selalu bisa memenuhi hal-hal tertentu yang kami butuhkan. Alasan itulah yang menyebabkan kami tetap lebih memilih belanja online ketimbang offline. Saking seringnya berbelanja online, Mas Kurir yang mengantarkan paket ke rumah sudah mengenal dengan baik keluarga kami. Pengalaman belanja online bagi kami terasa sangat memudahkan dan memberi kenyamanan tersendiri, bahkan bagi keluarga kami yang masih membutuhkan proses adaptasi setelah lima tahun berpindah dari kota besar di mana segala macam kebutuhan tadinya mudah terpenuhi. Hal yang berbeda dengan kondisi kota kecil di daerah yang banyak memiliki keterbatasan.

Internet kencang mendukung aktivitas online lancar. (pexels.com)

Salah satu kunci yang sangat penting untuk melancarkan segala macam aktivitas kami saat ini, termasuk belanja online tentu saja adanya akses Internetnya Indonesia yang harus bisa kami andalkan, seperti IndiHome sebagai produk milik Telkom Group. Dengan Wifi Rumah yang lancar dan kuat jaringannya, maka keribetan yang sering dialami akibat akses internet putus sambung akan dapat dihindari. Kemudahan dan kenyamanan pun bisa kami peroleh sehingga produkivitas dalam hidup pun semakin tinggi. 

Jadi, apakah Anda akan pilih belanja online (daring) atau belanja offline (luring)?

3 komentar:

  1. Belanja paling enak memang online, Kak. Banyak promosi dan lebih hemat jatuhnya. Pilihan barang juga banyak jadi bebas menentukan pilihan. Ada ada WiFi rumah ya beress...

    BalasHapus
  2. IndiHome persembahan Telkom Group emang andal sih, buat ngenet sepanjang hari ga bakal masalah. Jangankan cuma browsing belanjaan, nge-game aja asyik. Kalau mister sih biasanya pakai buat cari bahan untuk postingan blog. Yg penting hepi pakai produk dalam negeri. 😀

    BalasHapus
  3. Selain fleksibilitas waktu, harga dan keleluasaan pilihan emang unggulan belanja pakai internet. Bisa pilih pilih tanpa malu di depan pramuniaga. Pokoknya solutif deh online shopping, lebih hemat dan antimacet pula daripada belanja ke toko. Asal ada WiFi rumah yang kencang kayak IndiHome, semua jadi asyik!

    BalasHapus