Jreeenggg …. Sebuah undangan mengikuti suatu event membuat saya akhirnya “hinggap” juga di tempat luar biasa ini. Yup, acara bertemu dengan salah seorang penulis yang hebat juga mempertemukan saya di sebuah tempat yang juga hebat ...
Biiip … biiip … biiip. Telepon selular jadul berwarna metalik itu membangunkan Raisa dari mimpi indahnya di subuh yang masih temaram. “Hanya ingin berbagi kabar bahagia. Istriku sudah hamil dan sekarang memasuki masa tiga bulan. Mohon selalu didoakan yang terbaik ya.” Hanya itu yang tertera di layar telepon. Tapi … sontak berita sepagi itu mampu membuat Raisa melompat bahagia dan membuat rusuh seisi rumah.
“Mas, bangun! Ini lihat deh, Bimo dan Mona akhirnya ….,” teriak Raisa di telinga Rio, sang suami yang masih lerlihat berada dalam gulungan selimutnya. Raisa mengguncang-guncang badan suaminya dengan sangat bersemangat dan tak urung membuat suaminya ikutan terlonjak kaget dan terjerembab ke lantai.
Hadeeuuh, ada apa sih pagi-pagi bikin heboh begini?” gerutu Rio sambil duduk kembali di pinggir tempat tidur.
“Ini lho, Bimo dan Mona akhirnya …,” ujar Raisa sambil matanya yang berkaca-kaca tidak terlepas dari layar teleponnya. “Mereka akan punya anak!”
***
For My Beloved Mom ….

Mama, apakah kau tahu, goresan pena ini tergerak bersama linangan air mataku?
Namun, tak ada sepatah kata pun yang benar-benar sanggup menguraikan kata hatiku.

Apa kabar, Mama?
Ketika mulai menulis ini, kadang aku hampir menangis. Ini bukan edisi lebay, tapi edisi galau, meski nggak sampai nangis bombay sih. Perempuan memang ingin dimengerti. Kayaknya lagu lawas milik Ada Band itu cocok buat menggambarkan perasaanku saat ini. Bayangkan saja dulu deh! Ada seorang emak-emak mantan editor & jurnalis yang suka traveling plus modis ...