MEMASUKI BULAN FEBRUARI yang konon disebut bulan penuh cinta, ada kegembiraan yang saya rasakan dalam hati. Seperti Tasya Kamila yang berseru dalam lagu Libur Telah Tiba, “Hore, hore, hore!” saya ingin memekik tapi cukup dalam hati karena bulan ini saya merasa sangat happy. Bukan berarti bulan-bulan sebelumnya tidak gembira ya, cuma memang ada hal-hal yang menemukan momentumnya pada bulan kedua ini.

Bukan, bukan sebab bisa beli apartemen buat investasi atau beli mobil baru sebagai sarana transportasi. Bukan beli beli iPhone terbaru atau paket liburan mewah ke pulau nun jauh di luar negeri. Namun yang jelas banyak yang bikin hati hepi.

Kalau ditelisik, tentu saja banyak sekali kebahagiaan yang datang menghampiri. Namun untuk blogpost kali ini, saya ingin menyebutkan tiga saja hal menyenangkan yang lewat selama Februari. Saya bilang 'lewat' bukan berarti bakal berakhir di bulan ini loh, tapi hadirnya memang bulan kedua tapi sensasinya saya yakin akan berlanjut hingga bulan-bulan dan bahkan tahun-tahun berikutnya--apalagi untuk kebahagiaan poin kedua.


1. Orderan mengedit buku

Sebelum resign untuk mengasuh dua bocah 11 tahun lalu, saya bekerja sebagai editor buku sekolah di sebuah penerbit di kawasan Ciawi, Bogor. Begitu berhenti kerja, saya tidak pernah mengerjakan editing dari penerbit tersebut. Tawaran jadi editor freelance justru datang dari penerbit kompetitor. Tentu saja saya terima karena selain perusahaannyaa lebih bonafide, saya juga butuh menyalurkan passion sebagai penyunting naskah. Jadi semacam mengaplikasikan ilmu yang sudah saya pelajari sewaktu kuliah.


Menyunting buku lagi untuk meraup rezeki

Ternyata pembayaran di penerbit ini sangat cepat dan rapi, jauh dibanding penerbit tempat saya sebelumnya bekerja. Suami saya malah pernah tak dibayar setelah menerjemahkan beberapa bab buku pelajaran dengan dalih penerbit saya itu membatalkan penerbitan buku yang dikerjakannya. Kami tentu saja gondok sebab pekerjaan telah dilaksanakan, jadi apa pun keputusan mereka seputar naskah harusnya tidak memengaruhi pembayaran atas jerih payah pekerja lepas.


Nah, job terakhir dari penerbit asyik tersebut kira-kira diberikan tahun 2017 silam, selang beberapa bulan saya pindah ke Lamongan. Lalu vakum dan baru diajak lagi bekerja sama untuk menyunting naskah buku dua pekan lalu. Nomor WA saya sempat ganti dan untunglah editor di sana masih menyimpan nomor kontak suami yang kemudian dihubungi untuk menanyakan kesediaan saya menyunting buku lagi. 


Saya happy bukan main sebab saat pandemi masih mendapat cipratan rezeki tanpa harus ke Jakarta, cukup bertahan di rumah saja. Bukan hanya uang dapur yang bertambah, tapi juga ilmu yang kembali dipakai dan semoga bermanfaat untuk anak-anak Indonesia.    


2. Resep warisan ibu mertua

Kegembiraan kedua tak kalah menggiurkan, bahkan sangat penting. Ceritanya sewaktu tinggal di Bogor saya sering mendapat oleh-oleh berupa bumbu masak buatan ibu mertua selepas kami mudik. Bumbu ini tinggal saya olah dengan siraman santan kental dan tambahan ikan asap (biasanya gabus) atau ikan laut panggang. Sedap betul kalau sudah matang, bau harum ikannya memperkuat kegurihan bumbunya.


Kuah mangut buatan ibu mertua sangat lezat disantap kapan saja.

Bumbu mangut, itulah namanya dalam bahasa Jawa yang didominasi kluwek. Mungkin mirip sayur gabus pucung kalau dalam kuliner Betawi. Sama-sama kaya rempah dan bumbu yang membuatnya menggugah selera. Ini bukan klaim sepihak loh karena baik teman dari Semarang maupun Bogor yang beberapa kali mencicipinya pun mengamini kelezatannya. Saking senangnya pada sayur bikinan ibu mertua, mereka sampai mencocolkan tetel atau uli ketan ke dalam kuahnya. Itu semacam inovasi cara makan yang mereka temukan dan nikmati sendiri.


Dari situ tebersitlah niat untuk mengemas bumbu ini dan menjualnya secara komersial. Namun maksud itu tak pernah dianggap serius oleh ibu mertua. Setiap kali menyatakan niat saya mengemas dan menjualnya, ibu biasanya cuma tersenyum seolah saya bercanda. Saya menduga beliau menganggap bumbu itu biasa saja sehingga terlalu berlebihan jika harus disebarluaskan di pasaran.


Kuah lezat mangut bisa menjadi menu andalan keluarga Indonesia.

Saya tertarik menggagas penjualannya dengan empat alasan. Pertama, rasanya enak sehingga layak dibagikan agar citarasa itu ikut dinikmati oleh lebih banyak orang. Istilahnya ya berbagi kebahagiaan lewat kuliner lokal. Kedua, saya ingin agar resep itu awet dan tidak hilang dari tradisi keluarga sebab tak ada seorang pun yang pernah memasaknya selain ibu mertua. Adik ipar cewek yang tinggal serumah ibu pun tak sekali pun berkesempatan mencobanya.


Alasan ketiga, penghargaan atas dedikasi dan kepiawaian ibu mertua dalam kuliner tradisional yang ia pertahankan selama puluhan tahun. Melayani keluarga sepenuh hati, juga para tetangga setiap kali mereka punya hajatan, sungguh layak diapresiasi dengan mengemas resep dengan rapi dan memikat. Alasan keempat tentu saja faktor finansial. Prospek ekonomi bumbu masak instan, apalagi selama pandemi, sangatlah besar. Maka menjual bumbu siap masak menjanjikan potensi profit yang lumayan asalkan dikemas menarik dan pemasarannya ciamik.


Nah, baru dua pekan lalu beliau memberi lampu hijau soal rencana saya menjualnya. Beliau sudah meminjami saya timbangan digital dan bersedia memandu kapan saja saya siap untuk menakar bahan hingga mengolah sampai  jadi. Harap maklum, selama ini ibu enggan membagikan resepdan hanya mengandalkan perkiraan tanpa porsi yang presisi. Kali ini lain, beliau mau dan siap membantu. Hooray

                 

3. Bingkisan dari teman

Hal menyenangkan lain yang terjadi pada bulan Februari adalah bingkisan yang datang dari tiga orang teman. Ceritanya saya dan suami sempat diuji dengan sakit. Entah bagaimana ceritanya saya dan suami mendadak kehilangan indera perasa dan penciuman selama tiga hari sehingga curiga jangan-jangan kena Covid-19. Kalau suami diawali demam, maka saya hanya mual sedikit. Dokter memberi obat-obatan termasuk antibiotik dan vitamin C agar kami cepat pulih sambil meminta melakukan isolasi mandiri (isoman).


Selama isoman, yang menjadi kendala adalah memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mendengar kami mengalami gejala yang sama seperti dia, seorang teman di Tangerang bergegas mengirimkan obat dan vitamin yang terbukti ampuh untuk menangani gejala-gejala itu. Adapun kebutuhan makan sangat terbantu oleh seorang teman yang tinggal di kompleks sebelah. Lantaran suami lama tak muncul dalam kegiatan berbagi sarapan setiap Jumat pagi, ia pun mengontak kami dan menawarkan bantuan jika diperlukan.


Saya lalu memberinya list berisi barang yang kami butuhkan agar dibantu belikan. Sekitar sejam kemudian, seorang kurir datang membawa paket besar berisi banyak makanan, termasuk roti tawar, meises, telur, gula, minyak, kurma, mi instan, dan bumbu masak. Pokoknya sungguh membantu kami yang belum bisa keluar jauh. 


Yang bikin kami terharu adalah ia menolak menginformasikan nomor rekening agar kami bisa membayarnya. Sungguh di luar dugaan ketika kami bersikukuh mengganti paket sembako tetapi ia terus-terusan menampik sebab sudah merasa seperti saudara sendiri.


"Biarlah, Mas, itu dari saya. Jangan dipikirkan. Kita seduluran," ujarnya lewat pesan WA di hape suami menanggapi kengototan kami untuk mengganti karena sudah dibantu belikan.


Kami kebetulan sama-sama relawan dalam komunitas NBC (Nasi Bungkus Community) di Lamongan di mana suami kebagian merekam dan mengedit video kegiatan untuk dikirimkan sebagai laporan kepada donatur setiap pekan. Dari situlah kami mengenal satu sama lain, memang sudah seperti saudara sendiri lewat berbagai kegiatan sosial sejak 2018. Mulai dari santunan anak yatim dan janda, khitanan  massal, bantuan air saat kemarau panjang, juga menolong korban banjir di kota kami.  


Relawan lain yang mendengar kondisi saya tak kalah sigap dengan mengirimkan kurir yang membawa obat-obatan. Semuanya gratis padahal jumlahnya banyak loh. Sungguh tak bisa dilukiskan dengan kata-kata kebahagiaan kami. It's truly beyond our honest expectation


Dengan tambahan konsumsi madu, susu murni, minum berbagai multivitamin, dan tentu saja berjemur setiap pagi, kini kondisi kami membaik, tinggal menggenapkan masa isoman sebelum akhirnya bisa bebas keluar seperti dulu lagi setelah stay at home selama sebulan lebih. Ini berkah luar biasa apalagi kini saya mendapat job lagi untuk menyunting buku pelajaran. 


Itulah tiga keping kegembiraan saya selama Februari yang cenderung basah ini. Hujan turun terus setiap hari meskipun tak sampai menimbulkan banjir seperti awal tahun lalu. Namun satu hal yang pasti, banyak pelajaran yang kami petik: tentang rahasia rezeki, tentang potensi ekonomi kuliner lokal yang lahir dari mertua tercinta, juga tentang kebaikan para sahabat yang tak pernah terbayangkan.


Saya yakin pembaca juga diliputi kebahagiaan pada bulan ini, sekecil apa pun tentu sangat berarti. Jangan berkecil hati, pandemi toh tidak abadi jadi saya yakin akan berlalu pada saatnya nanti. Sebagaimana saya bisa memekikkan, "Hooray aku dapat job lagi di bulan Februari!" maka Anda pun bisa berteriak dengan penuh semangat, "Yippee, I'm happy for what I am today!"  

GADIS PELAYAN yang rambutnya dikuncir ekor kuda itu kembali sekali lagi membawakan pesanan roti bakar dan secangkir kopi untuknya. Ekor mata perempuan bergaun warna turangga itu melirik cangkir yang sudah terisi kopi di hadapannya. Air, kopi, dan gula pada campuran berwarna hitam itu padu menyatu. Kopinya seperti perpaduan rasa bersalah, cemburu, dan takut yang kini bercampur aduk pada cangkir hatinya. Ia tidak membutuhkan creamer untuk mengubah tiga rasa itu. Baginya, mereka bertiga sudah cukup untuk menjadikan hidupnya penuh dengan keriuhan. 


Kabut di sore itu sudah mulai turun dan hujan tampaknya hanya menunggu waktu untuk jatuh ke bumi yang sebenarnya masih basah di sekitar Ungaran. Namun perempuan itu merasa ia mungkin akan tertahan sedikit lebih lama di tempat yang begitu hening ini. Sambil sesekali melempar pandangan pada perbukitan yang mulai gelap dan melahirkan kerlap-kerlip lampu dari bangunan-bangunan di bawah sana, ia memperbaiki letak syal yang melekat di lehernya yang jenjang. Matanya yang berbulu lentik alami lebih sering tertuju pada dua sosok yang saling menunduk di ujung area café yang saat itu lengang. Hanya empat yang terisi dari sekitar sepuluh meja di lokasi outdoor tempat ngopi yang sangat Instagrammable berlatar belakang pegunungan itu. Ekspresi mereka sulit ditebak. Masker menjadi penghalang komunikasi yang sangat nyata di masa pandemi seperti saat ini.

***


Hawa dingin mulai menggigiti kulitnya ketika telinga Gendhis mendengar suara Ryan yang sejak tadi terdiam dan membuat suasana canggung di sekeliling mereka. Sosoknya kini seakan hadir dengan segala pesonanya. Ketampanan wajahnya yang tertutup sebagian oleh masker seolah selalu mampu membius. Beberapa sosok perempuan yang berseberangan meja dengan mereka pun tak henti-henti memandanginya dengan tatapan penuh minat.


Ryan mulai berdiri dan berjalan ke pinggir lereng di sisi meja mereka. Ia berbicara sambil membelakangi Gendhis. “Enam tahun tidak banyak mengubahmu, Dhis. Aku tetap merasa nyaman dan damai ketika berada di dekatmu. Aku tidak pernah bisa berbohong tentang hal ini.” Matanya menerawang ke arah lembah di bawah yang kini tampak seperti kolam raksasa dengan kabut yang megah. 


Suara Ryan hanya lamat-lamat terdengar. Ia menjaga suaranya agar tidak terlalu keras. Gendhis tetap dapat mendengarnya meski sambil diam membisu. Meski begitu, matanya sudah mulai terangkat dari cangkirnya. Suasana tetap hening. Hanya semilir angin gunung yang tiupan lembutnya menyapu kulitnya. 


“Selama di Berlin hingga kembali ke Semarang aku selalu mencari kabar tentangmu. Enam tahun kulewatkan tapi tak seberkas kabar pun bisa kudapatkan. Hingga akhirnya aku bertemu Ratna, adikmu. Sungguh, aku sangat bersyukur sekarang bisa mengetahui keberadaan kamu dan Rayhan. Terima kasih juga karena sudah mau menemuiku.”


Ryan berbalik dan kembali duduk di hadapan Gendhis. “Maafkan aku. Aku sadar, Rayhan memang lahir di tengah kelengahanku. Namun aku berpikir dia bukanlah sebuah kesalahan. Selamanya dia akan menjadi bagian dari diriku Aku bersumpah, Dhis. Tak seorang pun berhak menyakitinya karena itu berarti juga menyakitiku. Aku bersedia melawan siapa pun demi dia, bahkan dunia sekali pun. Aku ingin bertemu dia. Tolonglah. Kumohon ….” 


Ryan memang berkata jujur. Ia tak pernah tahu keberadaan putranya itu. Tetapi kejujuran Ryan justru amat pahit dan menyakitkan bagi Gendhis. Ia seperti seekor rusa yang terluka akibat serbuan anak panah pemburu. Ia adalah seorang perempuan yang sadar masih memiliki luka yang basah. Gendhis merasa sampai saat ini dirinya harus menjaga nama baik Ryan dan tak pernah tahu sampai kapan. Ia terlalu memujanya.


Perlahan Gendhis mulai mengangkat wajahnya yang sedari tadi lebih banyak memandangi kedua cangkir kopi di hadapannya. Selera kopi mereka tetap sama meski sudah enam tahun berlalu. Ia berusaha amat keras untuk melepas tatapannya dari kopi tersebut dan menatap Ryan langsung ke sorot matanya yang teduh. Ia tidak yakin sepenuhnya pada kekuatan dirinya. Saat itu ia hanya sanggup berkata, “Ryan, jika kamu mau, kamu bisa ikut aku sekarang.” Sebuah kalimat yang sulit untuk diartikan sebagai perintah atau ajakan. Tetapi ucapan itu sanggup membuat Ryan beranjak dan berjalan mengikutinya. Kedua cangkir kopi itu tak pernah tersentuh lagi ….

***


Gadis pelayan berkuncir kuda kini menghampiri meja di ujung area. Satu cangkir kopi datang bersama seporsi roti bakar yang sama seperti pesanan di meja pojok sana. Ratna tahu bahwa sisi terdalam hatinya masih menjadikan laki-laki yang tengah berbincang berdua dengan wanita manis itu sebagai pangeran dalam hidupnya. Gelombang cemburu sekaligus takut yang bergejolak di dadanya membuat ia harus memutuskan, sekarang atau tidak sama sekali. Ia tahu sikap yang akan diambilnya akan membuat laki-laki itu bertahan atau sebaliknya, pergi bersama dengan wanita di seberang meja itu.


Namun melihat mereka berdua bergegas meningggalkan tempat itu membuat Ratna terperanjat. Tanpa dapat ia tahan, cangkir kristal cantik yang ia genggam dengan kedua tangannya itu meluncur lepas. Cangkir cantik berhias bunga dan kupu-kupu itu jatuh berkeping-keping di dekat kakinya. Serpihan beling yang bertebaran tak sanggup membuatnya bergerak sedikit pun. Ia berusaha menahan isakannya yang kini semakin membuat bahunya bergetar. Kedua tangannya langsung menutup mulutnya dengan patuh. Satu hal yang ia tahu saat itu, ia telah kehilangan permata hatinya, pangerannya.

***


Enam tahun yang lalu Gendhis melarikan diri dari Ryan. Ratna adalah satu-satunya orang yang tahu penyebabnya. Gendhis bukan pergi atas keputusannya sendiri. Ia begitu panik menghadapi kehamilan yang dialaminya. Namun itu bukan alasan yang membuat Gendhis pergi dari Semarang. Dialah yang mengancam Gendhis hingga gadis malang itu tak sanggup bertahan lagi di kota berjuluk Kota Atlas. 


Ancaman untuk mengadukan kejadian itu pada pihak kampus membuat Gendhis ternyata lebih memilih mengorbankan hidupnya demi Ryan. Ancaman itu bisa menjatuhkan posisi Ryan sebagai dosen dan membatalkan rencana keberangkatan Ryan untuk meneruskan studinya ke Jerman. Gendhis tidak ingin menjadi penghalang dari kelanjutan cita-cita yang dipendam oleh Ryan sejak awal ia merantau ke kota ini. 

***


Gendhis, seorang gadis yatim piatu dan dinikahi secara siri oleh Ryan enam tahun yang lalu. Tak ada yang salah dengan hubungan Gendhis dengan Ryan. Mereka berasal dari keluarga yang sama-sama sederhana. Ratna pun sempat hadir pada saat ijab kabul sahabatnya itu. Namun setahun kemudian segalanya berubah. Ia jatuh cinta pada Ryan. Entahlah. Rasa cinta itu begitu kuat dan manis. Ia tidak sanggup menahan gelombang perasaan itu. Ia merasa ingin merebut Ryan dan menjadikannya sebagai miliknya seorang. Tak pernah ia mendapatkan penolakan karena dengan uang ayahnya yang seorang konglomerat ia bisa menggerakkan segalanya demi meraih apa pun keinginannya. 


Ia tidak pernah merasa bersalah karena berusaha mengambil Ryan, sesuatu yang bukan haknya. Kopi yang tumpah di lantai itu masih terasa panas bahkan panasnya ikut meresap hingga ke dalam sanubarinya.

***


Gendhis membawa Ryan menuju sebuah gundukan tanah berumput. Ia memetik beberapa bunga melati yang tumbuh di dekat batu nisannya. Ryan seketika jatuh berlutut dan tak sanggup bersuara melihat pemandangan di hadapannya. Ia hanya terisak-isak dengan aroma penuh luka. Gendhis bersuara lirih, “Seharusnya Februari ini Rayhan genap berusia enam tahun. Tetapi enam bulan yang lalu dia sudah pergi. Covid-19 merenggutnya dari kita. Dia sangat tampan seperti kamu, Ryan. Dia juga pintar dan anak laki-laki yang santun. Dia selalu bertanya tentang dirimu. Aku yakin kedatanganmu ke sini sudah menjadi kado ulang tahun terindah untuknya.”


IBU RUMAH TANGGA bisa produktif? Ini pertanyaan retoris karena fakta telah banyak membuktikan kebenarannya. Tanpa perlu berpanjang lebar, produktivitas perempuan sudah kita saksikan di mana-mana. Sebut saja teman saya, Bu Fahmi. Saat masih berjualan wingko di Bogor, saya mengenal pasangan Bu Fahmi dan Pak Fahmi yang menjual kue soes. Kami sama-sama menitipkan di sebuah lapak kue yang cukup ramai. Dari Bu Fahmi saya belajar tentang ketangguhan wanita yang ingin saya tiru.

Awal mula terjun ke bisnis kue basah terbilang tak sengaja, bahkan mungkin sebab kepepet. Mereka sekeluarga terbelit utang menumpuk sampai diteror oleh debt collector. Pak Fahmi bahkan pasrah dipukuli sebab tak punya lagi uang untuk dibayarkan. Setelah diadakan kompromi dan menjual aset yang mereka punya, keluarga itu pun pindah ke Bogor dari Tangerang. Mulai dari nol, tak tahu apa yang akan dikerjakan.

Saat itulah Bu Fahmi menyeruak jadi pahlawan keluarga. Bahkan saat jahitan pascamelahirkan belum sembuh betul, ia menyusuri toko-toko yang mungkin ia titipi kue buatannya. Dengan jalan kaki sebab mereka tak punya lagi kendaraan. Dia bertekad kuat untuk ikut menuntaskan masalah ekonomi dengan belajar membuat kue dari buku resep dan dari Internet. Ya, dari Internet! Dari sanalah ia merintis kesuksesan yang kini mereka cecap. Lambat laun banyak lapak dan kedai kue yang menampung soes buatannya yang memang enak. Pak Fahmi pun resign dan sepenuhnya membantu mengelola usaha yang kini beromset puluhan juta rupiah per bulan dengan aneka kue lainnya.

Alih-alih pindah ke apartemen karena ekonomi membaik, mereka lantas membuka beberapa lapak lagi agar penjualan bisa digenjot dan produksi ikut meningkat. Kedamaian ada di dalam hati di mana pun mereka tinggal atau memilih tempat untuk dihuni.




Dampak Covid-19 terhadap ekonomi

Dari situ saya merasa yakin bahwa potensi kaum wanita tak bisa dipandang sebelah mata. Buktinya, Pak Fahmi justru tertolong oleh kesigapan dan kekuatan istrinya yang notabene seorang wanita. Keterpurukan ekonomi sebuah keluarga, juga bangsa, saya yakin bisa dientaskan oleh keandalan wanita yang serbabisa. Bukan hanya mereka bisa multitasking--terbukti dari banyaknya pekerjaan domestik yang bisa di-handle--tetapi juga dari begitu banyaknya peran publik yang diemban oleh kaum hawa seperti Menteri Keuangan Sri Mulyani, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, juga Najwa Shihab yang kini menjadi idola.

Dampak wabah korona terhadap kehidupan kita memang luar biasa. Bukan hanya aktivitas fisik sosial yang dibatasi, tetapi sektor ekonomi juga terpukul cukup parah. Berdasarkan survei yang diadakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) terhadap 1.548 responden di 32 provinsi, terungkap bahwa ternyata lebih dari 50 persen rumah tangga mengalami kesulitan keuangan akibat pandemi yang tak kunjung berakhir ini. Meskipun survei itu dirilis Agustus 2020, tetapi datanya masih relevan seiring perkembangan wabah terkini. Apakah kita cukup berharap agar pemerintah terus membantu publik dengan paket bantuan dan subsidi berbentuk uang demi mengurangi dampak wabah?



Berharap boleh saja, tapi tentunya jangan terus-menerus. Itu pun hanya untuk keluarga tertentu saja, yang memang pantas mendapatkan bantuan. Adapun kita yang merasa mampu, sebaiknya tidak ikut menikmati dan lebih memilih jenis usaha lain yang bisa kita olah jadi peluang jitu. Dengan sedikit jeli membaca keadaan, saya optimistis peluang usaha sebenarnya banyak yang akan mengantarkan kita pada kesuksesan meraup rezeki.

Ya, kita para ibu rumah tangga pun bisa berjaya sebagai tulang punggung keluarga selama wabah. Infografik di atas tadi memang sungguh memilukan, tapi bukan untuk disesali. Yang jelas kita bisa bergerak untuk melewati situasi penuh tantangan ini. Menurut Ir. Agustina Erni, M.Sc., yang menjabat sebagai Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), sebagian perempuan selama pandemi ternyata berperan sebagai tulang punggung keluarga. Betapa tidak, karena para suami yang di-PHK akhirnya turun tangan untuk membantu istrinya yang sebelumnya berdagang kecil-kecilan.

Ibu rumah tangga bisa berdaya


“Misalnya istri awalnya bekerja sebagai pedagang kecil-kecilan, setelah suami di-PHK maka pekerjaan suami pun ikut ke istri yaitu berdagang,” ujar Agustina Erni dalam webinar Kemen PPPA beberapa waktu lalu sebagaimana dikutip di laman Liputan6. Ini membuktikan bahwa para istri atau kaum ibu di rumah bisa berdaya untuk mendukung keberlangsungan ekonomi keluarga. 


Tepat seperti Makcik Kiah dalam potongan video berikut. Semula ia berjualan pisang goreng tapi perlu mencari peluang lain agar kehidupan ekonominya berkesinambungan pasca diberlakukan PSBB (pembatasan sosial berskala besar) di Malaysia sana. Ia kemudian menambah diversifikasi usaha ke penjualan barang retail berupa bumbu dan rempah dapur. Ia sadar bahwa pasar yang luas hanya bisa diraih lewat media online dalam bentuk website yakni toko online yang rapi.  


Lewat toko daring itu usahanya semakin dikenal dan semakin banyak konsumen yang datang sebagai pelanggan. Ini bukti betapa Internet begitu krusial pada masa kini. Dengan targeting konsumen yang tepat, analisis pasar yang bagus, dan pelayanan yang prima, maka usaha akan lancar--entah apa pun bentuk usaha yang digeluti. Produk seperti Makcik Kiah pun bisa, apalagi jasa yang semakin tak terbatas. Internet bukan hanya media untuk berinteraksi jarak jauh, tapi juga bisa digunakan untuk mendulang rezeki secara mudah.


10 peluang usaha online yang menjanjikan

Berpijak pada kisah sukses Makcik Kiah, saya jadi tergerak untuk menuliskan beberapa ide seputar peluang usaha online yang bisa digeluti oleh para ibu rumah tangga. Kenapa online? Ya karena sangat praktis, kita tak perlu ke mana-mana, barang bisa dipromosikan dan pembeli melakukan transaksi sendiri. Alasan kedua, usaha online lebih hemat. Paling cuma investasi awal untuk beli domain murah dan hosting lalu merawatnya setiap bulan/tahun. Dengan pemasaran yang jitu, uang akan menyerbu. 

Bisnis online hemat karena kita tak perlu memperkerjakan tenaga yang banyak. Banyak hal bisa diatasi oleh mesin, terutama mesin pencarian sebagai tenaga pemasaran sebagaimana kasus Makcik Kiah. Alasan ketiga bisnis online layak dipilih adalah karena jangkauan pasarnya sangat luas. Nyaris tak terbatas loh karena bisa berskala global, tergantung pasar mana yang kita kehendaki. Pokoknya memudahkan dan menguntungkan. Apa saja peluang usaha online yang saya maksud? 

1. Camilan rumahan

Selama tinggal di rumah (stay at home), orang cenderung banyak mengemil. Banyak beraktivitas di rumah bersama keluarga artinya pengeluaran ekstra untuk camilan yang bisa dikudap bersama. Inilah saat yang tepat untuk menjual aneka makanan ringan atau snack karena selama wabah konsumsi orang mengemil meningkat. Menyadari besarnya potensi itu, sebuah brand camilan terkemuka sampai merilis kampanye #NgemilBijak untuk merespons kebutuhan masyarakat mengudap sewaktu PSBB di rumah.

Kita pun bisa menghasilkan uang meskipun produksi makanan ringan masih berskala rumahan. Yang penting bahan diusahakan bermutu dan terpilih lalu dimasak dengan higienis agar konsumen puas. Untuk soal kebersihan dan kemasan, kita bisa meminta tolong pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat karena mereka biasanya punya program pembinaan. 

Mereka akan memfasilitasi pembuatan produk dari awal sampai akhir. Untuk pemasaran, selain di jaringan koperasi, kita bisa membangun toko online sendiri. Online shop akan berguna untuk mengoptimalkan jangkauan produk dan memangkas potongan ini itu. Kita bebas mengelola produk camilan sesuai keinginan termasuk bentuk promosinya. Kalau tak bisa Membuat Website sendiri, kita bisa meminta jasa pembuatan toko online yang kini banyak di Internet. Semua praktis dan mudah, kita tinggal fokus dalam produksi dan membesarkan merek lewat digital presence di jagat maya.

2. Sayur matang

Lauk pauk siap santap juga punya pasar yang besar untuk digarap. Kebutuhan orang akan makanan pokok konsisten bahkan cenderung meningkat. Sebuah lembaga nirlaba di Filipina bernama FSSI yang membawahi banyak koperasi mengatakan bahwa usaha-usaha yang tumbuh dan malah meningkat selama pandemi adalah lini pertanian seperti sayur dan kebutuhan pokok sehari-hari. Sekarang semakin banyak penyedia aplikasi yang menyalurkan produsen sayur dan konsumen. Dan itu peluang yang bagus.





Nah, kita bisa memanfaatkan tren itu. Namun jika skemanya tidak cocok, kita bisa membuat website sendiri untuk memajang produk berupa makanan matang yang kita produksi. Entah itu berisi rempah atau sambal siap santap, keberadaan webpage akan memberikan boosting terhadap coverage produk andalan yang kita jual. Ini tak berbeda dari Makcik Kiah yang sukses mengubah pola penjualan dari offline semata menjadi online untuk melengkapi dan meluaskan pasar.

3. Cleaning service

Seorang teman yang juga relawan di sebuah komunitas sosial di kota kami justru meraup sukses dalam bisnis Cleaning Service. Pasalnya, permintaan atas jasa bersih-bersih cenderung naik secara positif karena warga jadi peduli pada isu kesehatan dan tak mau berisiko membersihkan sendiri lantaran takut kecapaian dan tambah sakit. Inilah peluang yang diambilnya. Suami saya kebetulan mendapat order untuk membuat poster usaha tersebut agar bisa disebarkan secara digital.

Tempat ibadah, pertokoan, sekolah dan kampus, juga perkantoran seperti bank sangat mengandalkan jasa CS atau cleaning service yang kini belum banyak digarap orang. Padahal kebutuhannya cukup tinggi loh, setidaknya di daerah kabupaten. PR teman saya adalah soal jangkauan usaha yang masih stagnan di kota kecil kami sementara jasa itu juga dibutuhkan di kabupaten lain. Saat ini dia sedang proses mencari ruko yang besar agar usahanya lebih terfokus sebab sementara ini hanya dikerjakan di rumah. Lalu
website khusus perlu dibuatnya untuk mempromosikan jasanya sebagai merek yang serius dan profesional. 

4. Produk lokal yang khas

Peluang usaha lain yang bisa kita kerjakan secara online adalah menjajakan produk lokal dalam berbagai bentuk. Ada kerajinan tangan berbahan kayu, alat makan berbahan bambu, aksesori mutiara, hingga kain tenun bisa kita sulap menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Kabar baiknya, semua itu bisa kita jual secara online dan pundi-pundi uang bisa mengalir ke kantong walau kita berjualan jarak jauh.



Pembeli asing pun bisa mengimpor barang kita ke negeri mereka asalkan produk itu bermutu dan harganya disepakati. Selain mengangkat potensi lokal, kita juga turut menambah devisa negara. Kita patut berbangga walaupun ibu rumah tangga tapi bisa berkiprah di kancah global. Masih tak ingin meng-online-kan usaha kita? 

5. Lowongan online

Peluang usaha yang jarang dilirik orang selama pandemi adalah membuka info lowongan pekerjaan secara online. Dalam sebuah sesi Instagram Live yang dihelat sebuah lembaga nirlaba beberapa waktu lalu, Indra Uno yang didapuk sebagai narasumber menuturkan sebuah ide yang sederhana tapi unik. Ketua Yayasan Mien R. Uno Foundation yang juga dikenal sebagai Coach Indra karena aktif mencetak para pengusaha muda di Indonesia itu mengusulkan agar kita membuka jasa penyedia lowongan pekerjaan.

Usulnya ini relevan karena kini semakin banyak orang yang terkena PHK sebagai imbas dari wabah yang belum juga mereda. Nah, tak ada salahnya kita menjembatani pencari tenaga kerja dan calon pekerja. Caranya mudah, lakukan secara online karena lebih praktis. Tak jarang pegawai tak tahu di mana ada lowongan terdekat dengan tempat tinggalnya. Begitu juga sebaliknya, para owner usaha atau pebisnis tak paham di mana bisa mencari tenaga kerja dengan cepat di daerah sekitar.

Berbekal sebuah website, kita bisa menjadi semacam marketplace tenaga kerja untuk daerah sekitar, satu kota atau satu karesidenan. Yang tugasnya menyalurkan tenaga kerja secara tepat sesuai kebutuhan yang mendesak. Kita akan mendapat komisi dari kegiatan itu atau dari iklan yang ditampilkan di website. Sangat menggiurkan bukan iklan lowongan di daerah yang bisa diakses secara real time kapan saja?  

6. Blogging

Sebagai bloger, tak mungkin saya mengesampingkan aktivitas ini sebagai salah satu peluang usaha online yang tak kalah profitable. Ya, blogging! Blogging kini bukan lagi sekadar curhat tanpa arah, atau pamer kebolehan tanpa tujuan. Banyak brand dan pemilik usaha yang kian memperhatikan posisi tawar bloger sebagai kekuatan yang layak dimanfaatkan untuk mempromosikan barang/jasa mereka.

Dari situlah profesi ini semakin menggeliat dan banyak digemari. Uniknya, sependek pengetahuan saya, bloger yang banyak berkiprah dan berprestasi justru para bloger perempuan. Meskipun tak terlalu aktif dalam komunitas, fakta di lapangan membuktikan bahwa sejumlah komunitas yang up-to-date dan terus hidup adalah komunitas bloger yang dimotori oleh para perempuan. Sebut saja Blogger Perempuan Network (BPN), Ibu-ibu Doyan Nulis (IIDN), Kumpulan Emak-emak Blogger (KEB), dan masih banyak lainnya yang digawangi oleh para srikandi bloger.

Data terakhir yang dirilis Antaranews tahun 2015 menyebutkan bahwa setidaknya ada 3,5 persen dari total 88,1 juta pengguna Internet di Indonesia. Ini menyitir penuturan Matahari Timoer, bloger senior yang kala itu menjabat Ketua Blogger Camp 2015. Hingga saat ini belum ada data terbaru.

Sedangkan menurut data yang dirilis oleh Hootsuite dan We Are Social, jumlah pengguna Internet di Indonesia per Januari 2020 adalah 175,4 juta dengan pengguna media sosial aktif sebanyak 160 juta. Memang tak disebutkan berapa jumlah bloger yang aktif, tapi angkanya menurut saya meningkat dari statistik tahun 2015 karena brand dan agency semakin banyak jumlahnya dan mereka gencar mengandalkan para bloger untuk membangun digital presence produk atau jasa mereka di dunia maya.


Domain murah bikin semringah

Sebagai ibu rumah tangga, aktivitas blogging sangat ideal. Bisa kita kerjakan di rumah sembari mengasuh anak-anak dan merampungkan tugas rumah tangga. Menulis bisa kapan saja dengan bantuan daily planner agar lebih tertata. Dengan konsistensi dan terus belajar, saya optimistis bisa mencapai posisi sebagaimana para bloger senior yang sudah lebih dulu maju. PR saya terbesar, dan utama, tentu saja harus migrasi ke domain berbayar agar blog tampil semakin bergengsi di mata klien.

Sejauh ini saya baru dua kali mendapatkan job menulis dan nilainya ternyata sangat lumayan padahal blog masih berplatform gratisan. Pengin banget bisa makin serius, syukur-syukur bisa Beli Hosting Gratis Domain agar pengeluaran tak membengkak di saat pandemi begini. Setelah coba-coba menjelajahi kombinasi nama, saya menemukan xibianglala.com yang masih tersedia. Hanya dengan  Rp119.000 per tahun saya bisa mendapatkan nama diri yang membanggakan. Tinggal laporan ke suami nih, hehe. :)


Tanpa berpanjang lebar saya pun segera berkonsultasi dengan suami tentang hal ini. Pucuk dicinta ulam tiba, keinginan punya blog dengan domain TLD pun bakal segera terwujud. Apalagi begitu saya beri tahukan bahwa saya mendapat saldo Rp50.000 saat membuka akun program afiliasi di Exabytes, ia pun langsung mengiyakan dan memproses sisa pembayaran. Prosesnya cepat dan mudah, sekitar satu jam saja untuk bisa punya blog dengan alamat yang bergengsi.

Sebenarnya satu jam lebih sedikit karena proses redirect yang akan tersendat karena saya yang masih pemula. Syukurlah saya dipandu dengan sabar oleh Mas Panji dari CS Exabytes dari awal sampai blog bisa diakses dengan domain yang baru. Dengan opsi bayar lewat GoPay, beli domain di sini memang solutif banget. Kebetulan kami selalu menyediakan saldo di dompet digital itu. Tinggal scan barcode dan ikuti alur pembayaran di akun GoPay, pembayaran pun tuntas!

Hooray, ngeblog makin asyik dan semangat deh! Teman-teman yang masih ragu untuk beralih ke domain TLD, segera hapuskan keraguanmu. Pilih Exabytes sebagai mitra sukses untuk bisa eksis di dunia maya lewat tulisan atau bahkan meraup untung lewat toko online. Untuk sementara saya pilih ngeblog karena menyalurkan hobi sekaligus bisa meraih pundi-pundi rezeki.

Domain aktif, penghasilan bisa produktif!

Namun ke depan saya ingin punya lebih dari sekadar domain agar hasil bisa maksimal. Template dan jeroan tak bisa dioptimalkan kalau hosting masih gratisan. Paket Grow Pro sepertinya lebih cocok saya pilih karena kapasitas hosting sangat lega sampai 5 GB dan alamat email yang lebih personal dan profesional. Boleh jadi saya enggak paham semua teknisnya, tapi di mata ibu rumah tangga biaya 69.900 per bulan itu sungguh sangat kompetitif. Hitung-hitung buat menabung dan menjadikan blog sebagai investasi dengan return yang lebih besar.



7. Penulis

Peluang usaha berikutnya yang bisa dikerjakan secara online adalah menjadi penulis. Ya, kini peluang menulis buku terbuka lebar sekali. Bukan hanya lulusan kuliahan, tapi ibu rumah tangga pun bisa menghasilkan karya yang laris asalkan materinya dibutuhkan pembaca. Misalnya berupa pengalaman mendidik anak atau kisah sukses mengelola komunitas yang inspiratif. 

Saya mendadak teringat mendiang Ratna Indraswari Ibrahim, penulis difabel asal Malang yang terus produktif sampai beliau meninggal. Dia tetap tinggal di Malang walau cerpennya melanglang di Nusantara bahkan dunia. Tak ada batasan lagi antara Timur dan Barat berkat kecanggihan Internet. Peluang terpampang nyata.

Kemudahan Internet memang membuka kemungkinan agar karya kita dikenal di mana pun. Berbekal teknologi informasi, kita boleh tinggal di kampung, tapi buah pena kita akan mengantarkan pundi-pundi rezeki yang menggunung. Ya, syaratnya harus mau belajar dan ikut banyak kelas bersama mentor atau penulis profesional. Sesekali berbayar tak apa asalkan serius mengikutinya. 

Satu lagi yang tak boleh dilupakan adalah punya blog sebagai showcase karya. Blog personal akan berfungsi berlipat-lipat. Bisa untuk berlatih menulis, memamerkan karya, dan mendapat job dari klien dari mana saja. Entah menulis blogpost atau menulis buku biografi, juga copywriting usaha. Dengan blog atau portal pribadi, kunci kesuksesan telah kita pegang.

8. Konsultasi 

Jika punya skill atau kepakaran tertentu, kita bisa menjajaki peluang usaha online sebagai konsultan atau mentor untuk bidang yang kita kuasai. Misalnya jasa akuntansi/pembuatan laporan keuangan, pencanaan keuangan atau sebagai manajer investasi, konsultan penulisan, dan bahkan public speaking. Seorang teman di Jember bahkan mengadakan kelas public speaking untuk anak dan dewasa saat pandemi berlangsung. Kebetulan ia sudah dikenal sebagai pegiat literasi dan public speaker melalui portofolio di blog pribadinya. Nah, lagi-lagi tinggal punya blog untuk diseriusi kan?!

9. Guru privat 

Enggak jauh berbeda dengan poin sebelumnya, menjadi guru privat juga layak kita jajal sebagai peluang yang menguntungkan selama wabah di tahun 2021 ini. Kini banyak orangtua kewalahan menghadapi anak-anak saat PJJ atau Pembelajaran Jarak Jauh. Kita bisa memanfaatkan fenomena itu. Selain membantu orangtua untuk mengajari anak mereka, kita juga meraup rezeki untuk kelangsungan ekonomi keluarga.

Toh kelas tak harus berlangsung secara tatap muka. Kita bisa memanfaatkan teknologi seperti Zoom dan Google Meet untuk mengajar atau mendampingi anak belajar. Kalau ingin lebih serius, kita bisa menghimpun teman-teman yang mau menjadi guru/tutor online seperti itu. Lalu kita bikin website khusus berisi profil para pengajar yang kompeten agar pasar yang kita jangkau semakin luas. Intinya, jangan membatasi apa yang bisa kita lakukan sebab itu bisa membatasi apa yang akan kita dapatkan

10. Affiliate marketing

Jika kita tak punya produk atau tak tertarik berjualan barang, kita bisa memilih untuk menjual jasa. Salah satu peluang usaha online yang tak kalah gurih adalah affiliate marketing. Boleh dibilang tanpa modal tapi potensial mendulang profit finansial. Tinggal mendaftar pada penyedia produk yang kita minati, lalu kita ikuti langkah yang ditentukan.


Misalnya ikut Program Afiliasi Terbaik persembahan Exabytes Indonesia. Pada program afiliasi hosting Exabytes ini, kita akan diganjar komisi sampai 25% dengan cara meferensikan Exabytes ke sahabat, kerabat, atau siapa pun yang profilnya sesuai dengan kebutuhan. Bergabungnya gratis, dan cara gabungnya pun sangat mudah. Keuntungan yang bisa kita petik sangat besar dengan modal yang sangat minim, bahkan nyaris nol.


Dengan enam keuntungan yang unggul, tak mungkin kita tak tergoda untuk tidak berpartisipasi dalam program affiliate marketing ini. Saya pun sudah mendaftar dan tinggal menyebar link ke prospek yang potensial. Nah, berbeda dengan program afiliasi lain, affiliate marketing di Exabytes Indonesia menawarkan sejumlah kelebihan sebagai berikut.

1 | Komisi Besar: Besaran komisi bisa mencapai 25% cukup dengan mereferensikan Exabytes ke kenalan atau orang yang kita anggap membutuhkan. Mulai dari 1,2 juta rupiah, sangat besar kan ibarat gaji pekerja entry level sebulan di daerah? 

2 | Tanpa Limit Referal: Tak ada batasan atas nominal yang bisa kita raup; semakin giat kita memburu klien, maka semakin besar pula komisi yang bisa kita peroleh.

3 | Cepat Cair: Kita tak perlu ragu atau menunggu dalam kondisi mengeluh karena akumulasi komisi langsung dibayarkan setiap awal bulan. Cepat tanpa ditunda-tunda!

4 | Nama Besar: Jaminan nama besar Exabytes yang telah berkiprah di bisnis web hosting selama lebih dari 15 tahun tak bisa disepelekan. Sudah banyak penghargaan yang mereka raih, dan itu adalah garansi kepuasan kita agar dengan mudah menjual nama baik Exabytes kepada calon klien.

5 | Accurate & Detailed Tracking: Pelacakan yang optimal sehingga kita bisa memantau jumlah penghasilan sejauh ini. Pelacakan bahkan mencakup 90 hari masa berlaku Browser Cookie. Menyeluruh kan?

6 | Dukungan Support Team: Dengan mengaktifkan program afiliasi dan support, kita akan dibantu jika menemukan kendala; sungguh sangat memudahkan karena tim afiliasi selalu siap sedia.

Itulah 10 jenis peluang usaha online yang bisa dilakukan ibu rumah tangga pada tahun 2021 dan bahkan menjadi peluang prosperous hingga tahun-tahun mendatang. Kuncinya adalah semangat belajar dan mendayagunakan teknologi, dalam hal ini Internet sebagai mitra kesuksesan. UKM atau jasa profesional harus akrab dengan website karena ranah digital akan membawa produk kita semakin global. Dari situlah potensi keuntungan finansial bisa bisa raih secara optimal. 

Kata siapa ibu rumah tangga tidak bisa produktif? Dengan menjajal peluang usaha online, seperti telah dibuktikan Makcik Kiah, kesempatan meraup rezeki ternyata terbuka sangat lebar. Mulai dari sekarang, mulai dari yang kecil terutama produk lokal di sekitar kita, mulai dari diri sendiri, lets' go digital now!

Wabah yang berlangsung selama 6 bulan lebih tak pelak mengubah pola kita dalam banyak hal. Cara berkomunikasi, mencari rezeki, dan bahkan berkegiatan sosial mulai beradaptasi dengan keadaan di masing-masing tempat. Wabah korona memang ujian yang tidak mudah, tapi jelas bukan alasan untuk kita menyerah dan berhenti melakukan kebaikan untuk sesama. Orang dari seluruh lapisan, baik di desa dengan rumah sederhana atau tinggal di apartemen mewah, tergerak untuk saling membantu.

Saat ini justru menjadi momentum yang tepat untuk melirik dan menggagas aneka kegiatan sosial karena bisa berdampak pada ringannya beban finansial banyak saudara kita yang membutuhkan. Ingatkah kita apada sabda Nabi tentang saat terbaik untuk bersedekah? Tidak lain adalah ketika kita sendiri takut didera kemiskinan. Inilah saatnya ketika setiap orang waswas terhadap keterbatasan dan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan primer. 

ZISWAF mampu mendongkrak kemandirian umat

Kualitas iman diuji pada momen sekarang ketika harga-harga barang kebutuhan pokok naik sementara penghasilan tak meningkat secara signifikan. Bahkan tak jarang pekerja yang di-PHK atau para pebisnis kecil yang gulung tikar akibat rendahnya daya beli masyarakat. Ya, wabah memang berpengaruh cukup parah. Bukan hanya dampak sosial, tapi juga ekonomi yang tak bisa dihindari.


Dari sinilah perlu digalakkan lagi semangat beraktivitas sosial. Komunitas-komunitas sosial perlu digiatkan kembali dan sebisa mungkin bersinergi sebab hanya lewat kolaborasi tujuan-tujuan besar bisa kita capai. Kita berada di era serbadigital, pada abad ke-21 di mana keterampilan wajib mencakup 4 hal pokok yang dikenal dengan 4C: communication, collaboration, creativity, dan citical thinking.


Manfaat ikut kegiatan sosial

Anak-anak harus diperkenalkan tentang manfaat berkegiatan sosial sejak belia sehingga ketika remaja dan dewasa akan terbentuk semangat filantropis sesuai kecakapan mereka masing-masing. Kesadaran itu akan membangun fondasi yang kuat sebagai pijakan kesuksesan dunia dan akhirat. Tidak percaya? Simak beberapa manfaat dengan aktif dalam kegiatan sosial berikut ini.

1 | Belajar berkomunikasi

Saat aktif sebagai relawan dalam komunitas sosial, kita dituntut untuk mampu berkomunikasi dengan relawan lain agar suatu kegiatan atau gerakan dapat berjalan dengan lancar. Tak mungkin aktivitas berjalan sesuai harapan tanpa koordinasi lewat komunikasi yang intens. Dari sinilah lambat laun kemampuan kita berkomunikasi akan terpupuk dan terasah.

2 | Bangun kepercayaan diri

Dari setiap aktivitas atau program yang berhasil kita laksanakan, kepercayaan diri lama-lama akan terbangun. Kita merasa punya andil dalam rangka mewujudkan kebahagiaan orang lain, maka kita mulai merasakan adanya self-worth atau nilai diri yang berdampak positif pada terdongkraknya self confidence. Kepercayaan diri bisa mempengaruhi kinerja kita pada lini hidup yang lain. 

3 | Tambah keterampilan 

Bergabung dalam komunitas sosial memungkinkan kita betambah keterampilan baru, misalnya manajemen organisasi atau cara menggalang dana. Ikut kegiatan sosial juga memberi kita peluang untuk mengasah kemampuan yang sudah ada. Misalnya kita bisa menulis lalu mendedikasikan keterampilan itu untuk terus mengabarkan spirit berbagi lewat tulisan. Seiring waktu kosakata akan meningkat dan gaya menulis akan membaik berkat praktik secara rutin. Asyik kan? 

4 | Perluas jaringan 


Tanpa kita sadari dengan aktif dalam kegiatan sosial maka jaringan akan bertambah luas. Kita sadar bahwa networking bisa membantu kita berkembang, baik secara personal, kompetensi profesional, maupun kemajuan finansial. Kita mengenal lebih banyak orang dengan beragam karakter dan latar belakang yang dapat memperkaya hidup kita, pergaulan kita luas, dan semakin membahagiakan.

5 | Membuka peluang 

Bertambahnya jaringan bisa berarti terbukanya peluang rezeki. Relawan dalam komunitas bisa jadi menggeluti suatu bidang usaha yang membutuhkan skill kita. Atau bisa pula relawan lain punya kerabat yang usahanya bisa dibantu oleh kompetensi kita. Saya teringat pada kisah suami yang aktif di komunitas nasi bungkus Lamongan sebagai videografer; bulan lalu ia mendapat proyek penggarapan video promosi usaha cleaning service dan pengadaan barang yang dimiliki salah seorang relawan. Nah, berkegiatan sosial lewat komunitas bisa menjadi pintu ‘keberkahan’ semacam itu.

6 | Membuka peluang 

Melibatkan diri dalam aneka kegiatan sosial akan memberi kita pemandangan terhadap kehidupan orang-orang yang kebetulan kurang beruntung. Pengalaman ini akan memunculkan perasaan semakin mensyukuri keadaan kita sendiri. Tak ada alasan untuk mengeluh sebab Tuhan telah memberi kita nikmat tanpa batas. Complain less, thank more, itulah sikap yang lama-lama akan terbangun: lebih banyak bersyukur tanpa menyalahkan keadaan. Semangat berbagi pun akan tumbuh semakin kuat.

7 | Pengalaman langka 

Ikut kegiatan sosial adalah pengalaman berharga yang tidak bisa dinilai dengan uang. Sungguh jadi pengalaman langka sebab tak butuh modal berupa uang untuk bisa aktif. Sebaliknya, butuh niat dan tekad kuat untuk bisa konsisten dalam kegiatan filantropis kepada sesama. Tenaga dan keterampilan pun bisa disumbangkan jika tak ada uang. 

Uniknya, kini tak sedikit perusahaan yang mempertimbangkan pengalaman menjadi relawan (volunteering) sebagai salah satu kriteria penting dalam rekrutmen karyawan karena mereka dianggap punya pengalaman berorganisasi dan manajemen proyek.

8 | Sehat dan bahagia 

Ada kebahagiaan tersendiri saat kita mengikuti kegiatan sosial, sesederhana apa pun proyeknya dan sekecil apa pun peran yang kita ambil. Sebagai contoh, menitipkan beberapa bungkus nasi di etalase depan Masjid Agung kota kami pun bisa membuat pikiran benderang dan hati tenang. Juli kemarin saya ikut menyiapkan daging kurban untuk kaum duafa di RPH Lamongan bersama komunitas sedekah dan berhasil membagikan 300-an paket daging dalam besek bambu.


Ada kepuasan tersendiri ketika besek itu berpindah tangan dan diiringi senyum indah dan doa yang tulus dari penerima. Sesuatu yang tak bisa dijelaskan dalam kata-kata, "something beyond happiness", begitu ujar seorang guru saat kita membantu orang lain. Perasaan unik itu tumbuh begitu istimewa tanpa perlu diuraikan lagi.

5 cara berbagi di saat pandemi

Melihat begitu banyaknya manfaat terlibat dalam gerakan sosial, baik lewat donasi uang atupun bantuan tenaga/pikiran, saya mempraktikkan lima cara berbagi yang sangat mudah tanpa harus meninggalkan rumah. Kalaupun mesti ke luar rumah, tak perlu waktu yang lama agar bantuan terlaksana. 

1 - Sarapan gratis

Setiap Jumat pagi kami sempatkan ikut membagikan nasi bungkus yang kami ikuti selama 2 tahun belakangan. Kadang kami turut membawa nasi, sesekali turut berdonasi uang, atau sekadar menyumbangkan tenaga saat pembagian hingga tuntas. Anak-anak kami libatkan agar tertanam jiwa sosial sampai dewasa nanti. Tentu dengan mengikuti protokol kesehatan selama pandemi.

Berbagi bahagia untuk lansia berupa uang dan makanan siap santap.

September lalu komunitas kami bekerja sama dengan Satlantas Polres Lamongan untuk membagikan nasi bungkus seperti biasa, hanya saja kali ini ditambah uang tunai dalam amplop dan selimut bagi mereka yang membutuhkan. Selain dibagikan di depan basecamp, nasi juga dikirimkan langsung kepada para penerima yang tidak mungkin menjemput ke basceamp.


2 - Bantu teman yang tak bisa makan

Seorang teman belum lama ini mengirimkan pesan lewat WA, mengabarkan bahwa ia butuh pinjaman untuk membeli lauk karena beras sudah punya. Beberapa bulan sebelumnya ia sempat meminjam juga uang karena sudah beberapa hari tak makan beras. Mereka sekeluarga hanya menyantap adonan tepung yang digoreng dengan tambahan gula.

Hanya bisa makan adonan tepung sungguh berat selama pandemi. 

Kami lantas mentransfer sesuai kemampuan. Nah, selama pandemi mestinya lebih banyak gerakan untuk mengetahui saudara atau teman kita yang tidak bisa makan tapi malu mengungkapkan. Kami sendiri pernah hanya punya uang 10.000 rupiah saat masih tinggal di Bogor dulu saat honor suami tak kunjung dibayarkan. Jadi kami tahu betul arti kelaparan sementara pinjam ke toko kelontong tak dikabulkan. 

 

3 - Sebarkan pesan positif

Sebagai ibu rumah tangga yang tak bisa banyak bergerak leluasa selama wabah, saya konsisten membagikan pesan positif dalam status WA atau Twitter tentang banyak hal. Tentang ajakan berbagi, memperbaiki diri, dan terutama mensyukuri keadaan. Bukan saatnya menyalahkan pemerintah, tapi kini kita perlu bangkit untuk bersinergi, untuk selalu bersemangat berbagi di era baru dengan cara yang kreatif. Berbagi ilmu dan inspirasi juga sedekah yang bermanfaat.

 

4 - Pinjamkan buku

Cara lain berbagi di era baru adalah dengan meminjamkan buku. Saya baca di salah satu tweet tentang program canthelan di Salatiga. Dalam program sederhana itu, orang bebas mengaitkan sayuran mentah, masker, dan bahkan buku agar bisa dinikmati orang selama wabah -- lebih-lebih bagi keluarga yang terinfeksi virus korona dan harus menjalani isolasi mandiri di rumah.

Buku, sumber ilmu yang sangat bermutu.

Saya lalu tergerak meminjamkan koleksi buku di rumah untuk sekolah si sulung yang kebetulan tidak punya banyak judul sementara mereka akan mengikuti penilaian literasi. Sudah sebulan lebih buku-buku itu ada di sekolah dan belum boleh diambil karena masih sangat dibutuhkan.  


5 - Donasi lewat LAZ

Yang tak kalah penting adalah berdonasi lewat lembaga yang tepercaya, seperti LAZ Ucare Indonesia. Tanpa harus meninggalkan rumah, kita bisa menyumbang untuk apa saja: infak, sedekah, zakat, dan donasi sesuai kemampuan. Berbekal jaringan Internet dan smartphone atau laptop, donasi dengan mudah kita kirimkan. 

 Berdonasi sangat mudah dan praktis.

Kenapa pilih LAZ UCare Indonesia

Memilih lembaga penyalur zakat dan dana amal yang kredibel sangat penting. LAZ (lembaga amil zakat) yang andal bisa mendukung penyaluran yang amanah sehingga donasi kita betul-betul terdistribusi kepada mereka yang sangat membutuhkan. Beberapa alasan berikut bisa dipertimbangkan untuk memercayakan donasi atau ZISWAF kita pada LAZ UCare Indonesia.

  • Programnya terbilang Unik, dari penamanaan misalnya Madrasah Inspirasi, Dokter Sapa Warga, Doctor Goes to School, hingga pemberdayaan para janda agar bisa mandiri melalui bantuan modal dan pendampingan usaha.
  • LAZ Ucare Indonesia Cerdas atau taktis dalam menjalankan program. Sebut saja sedekah Jumat untuk mendukung aktivitas belajar anak-anak pemulung di Sekolah Kami, Bekasi. Sepintas sederhana hanya berupa nasi kotak, tapi dampaknya luar biasa sebab anak-anak itu makin bersemangat belajar lantaran merasa diapresiasi dan didukung untuk mencapai cita-cita mereka.

  • LAZ UCare Indonesia terbukti Amanah, sebab dipercaya oleh LAZ lain atau lembaga-lembaga penting untuk menyalurkan dana sosial bersama-sama. Kemitraan dengan instansi pemerintah, pihak swasta, maupun individu adalah bukti bahwa LAZ Ucare adalah organisasi yang mumpuni dalam menghimpun dana ZISWAF dan dana sosial lain lalu menyalurkannya dengan penuh tanggung jawab. Bank Mandiri Syariah, Toyota Indonesia, Isuzu, Euro Management, ZIS Indosat dan masih banyak lagi pernah bermitra dengan LAZ Ucare Indonesia.
  • Di era serbacanggih ini, tim LAZ Ucare Indonesia mampu merespons kebutuhan umat untuk menampung ZISWAF mereka. Kontak melalui email, WhatsApp, dan media sosial selalu Responsif tanpa kendala sehingga proses berdonasi aman dan nyaman. Beramal lewat website sangat praktis, tinggal klik klik klik, selesai. 
  • Kelebihan LAZ Ucare Indonesia lainnya adalah energi yang terus dilancarkan lewat media sosial, salah satunya Instagram. Sifat Energik ini memijarkan optimisme bagi siapa pun yang menjadi follower-nya. Bukan hanya dorongan untuk berbagi, tetapi juga ajakan untuk hidup lebih mulia dan terarah. Bagaimana kita bisa hidup dengan kaya dalam pengertian seluas-luasnya dan terus mengembangkan diri.
View this post on Instagram

Di kala krisis seperti saat ini, penting bagi kita untuk mengatur budget investasi. Selain investasi dunia, gak lupa sama yang satu ini yaa,... Investasi Akhirat! Jika investasi dunia memiliki tujuan untuk menyelamatkan diri di hari tua atau untuk memenuhi kebutuhan hidup semasa di dunia, maka investasi akhirat memiliki tujuan untuk menyelamatkan kehidupan kita di akhirat, tentu kita semua ingin selamat dunia akhirat bukan? Jadi Investasi Akhirat ini bisa berupa sedekah, infaq dan wakaf yaa Sahabat! Tips UMin: 1. Mulai dari hal yang kecil 2. Kecil tapi konsisten, Allah lebih suka 3. Setelah konsisten bisa dinaikkan jumlahnya sesuai dengan kemampuan finansial Sahabat UCare Kalau zakat mah kan ya wajib untuk yang sudah terkena nisab. Nah infaq, sedekah dan wakaf bisa jadi opsi untuk kamu yang belum wajib zakat :)! Selamat mencoba, kecil tapi konsisten, Allah lebih suka.

A post shared by LAZ UCare Indonesia (@lazucare) on


Kini tak ada alasan untuk berpangku tangan sambil mengutuk keadaan. Tak ada gunanya merutuk tentang wabah yang tak kunjung musnah. Inilah saatnya membuka hati, untuk mengembangkan Semangat Berbagi di Era Baru. Kita harus yakin bahwa berbagi membuat hidup kita semakin berenergi.


Tak ada yang berkurang, hati justru semakin tenang. Tak ada yang merugi dengan berbagi, malah imbalan berlipat berkali-kali dalam bentuk yang tidak pernah kita sangka. Nantikan kejutan dari Tuhan berkat donasi atau bantuan yang kita ulurkan demi membangun kemandirian saudara-saudara kita yang membutuhkan. Cinta berbagi tanpa henti, aksi nyata terus berderap dengan penuh harap.  


“Tulisan ini diikutsertakan dalam rangka Lomba Blog LAZ UCare Indonesia 2020.”