We do not inherit the earth from our ancestors, we borrow it from our children.

(Wendell Berry)

 

Bumi terbiasa mencuci tangan untuk menjaga kebersihannya di mana pun ia berada. (Dok: Pribadi)


Haddeeuuuhh, kok bisa-bisanya ada banyak kantong kresek penuh sampah dibuang di hutan ya, Bunda?” keluh Bumi sambil menutup hidungnya meski sudah memakai masker.


“Mereka mungkin tidak tahu cara mengolah sampah itu, Dek. Atau, mungkin juga mereka tidak peduli sampah itu merusak lingkungan. Satu hal yang pasti, mereka tidak terbiasa menjaga kebersihan dan kurang literasi!” sahutku yang meski ikut merasa kesal dan muak, tetapi tetap berusaha bicara dengan nada lembut nan santun, heuheuheu.

 

Perilaku bersih dan menjaga lingkungan memang sudah seharusnya dimulai dari rumah atau keluarga. Jika pembiasaan hidup bersih telah dimulai sejak dini dalam suatu keluarga, maka keluarga tersebut punya peluang yang sangat besar untuk senantiasa bahagia berkat terjaga kesehatannya dan terhindar dari kerusakan lingkungan.

 

Peran keluarga sebagai lingkup terkecil dalam masyarakat memang sangat penting. Sebuah keluarga yang memiliki kebiasaan menjaga kebersihan serta bijak atau kepedulian untuk memilih kebiasaan positif bagi diri dan lingkungannya, maka hal itu akan melahirkan budaya bersih dan cinta lingkungan dalam masyarakat, demikian pula sebaliknya.

 

Mirisnya kesehatan dan lingkungan yang tidak terjaga justru sering kali dimulai dari keluarga yang tidak peduli atau bijak terhadap hal-hal tersebut dan kurangnya kesadaran literasi.

 

Duh, Banyak Sampah di Mana-mana!

 

Seketika udara sejuk dan segar serta indahnya pemandangan menerpa saya dan Bumi, anak bungsu saya, saat memasuki kawasan hutan jati di daerah perbatasan antara Lamongan dan Mojokerto. Sesekali kami berhenti agar paru-paru terisi penuh oksigen dari hutan itu sehingga membuat napas kami terasa ringan dan lega.

 

Pemandangan Gunung Arjuno dari kejauhan yang tampak menjulang ke langit dan tersaput awan juga terasa menawan mata. Berkali-kali Bumi mengatakan, “Bunda, aku pengen nangis (terharu dan kehabisan kata-kata) lihat pemandangan hutan dan gunung itu. Bagus bangeeet!”

 

Santri di pondok si sulung sering belajar di luar (outdoor) karena pesantrennya memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan kewirausahaan. (Dok: Ponpes Fathul Ulum Jombang)

 

Perjalanan ini sering kami lakukan untuk mengunjungi kakak Bumi yang sedang mondok di salah satu pesantren di kawasan Tebu Ireng, Jombang. Jauhnya jarak tak terasa menjemukan, apalagi momen menyeberang Sungai (Kali) Brantas menggunakan tambangan (perahu/rakit) untuk mempersingkat jarak. Sungguh membuat kami takjub!

 

Sayangnya, pemandangan dan suasana syahdu dalam perjalanan beberapa kali dirusak oleh sampah-sampah yang berserakan pada beberapa titik di sepanjang jalan dan sungai. Sampah-sampah, terutama plastik dan kemasan yang dibuang dengan sengaja–justru sering kali tepat di bawah papan tanda larangan membuang sampah–membentuk ceceran atau gunungan sampah.

 

Sampah berceceran merusak pemandangan serta merusak kesehatan dan lingkungan. (Dok: Pribadi)


 

Kondisi tersebut jelas sangat merusak pemandangan dan menimbulkan bau busuk yang mengganggu pernapasan. Beberapa kali tempat itu ditertibkan oleh aparat setempat, tetapi warga tetap kembali membuang sampah di pinggir jalan, tak jauh dari tempat tersebut. Entah apa yang ada dalam benak para pembuang sampah itu sehingga tega melakukan perusakan terhadap lingkungan.

 

Literasi Adalah Kunci Perubahan

                   

Bumi (13 tahun) yang kini juga mulai masuk pesantren kerap mengajak saya berdiskusi dengan melontarkan berbagai pertanyaan, di antaranya, “Kenapa sih orang-orang itu suka membuang sampah sembarangan? Padahal kan kita bisa lakukan 5 R, refuse, reduce, reuse, recycle, terus satu lagi ... rot.”

 

Pengelolaan sampah dengan bijak dapat menyelamatkan Bumi. (Dok: kompas.com)

 

Tentu Bumi tidak seketika itu mampu melontarkan pertanyaan retoris sekaligus jawabannya. Kemampuan itu ia kuasai karena sejak lama memiliki hobi membaca dan menyerap pengetahuan yang didapat dari buku-buku yang dibacanya. Sebagai seorang ibu dan pegiat literasi, saya telah mulai menularkan virus kecintaan pada membaca dan literasi sejak anak-anak kami masih bayi.

 

 

Mengenalkan mereka pada berbagai kegiatan literasi saya lakukan, baik dari rumah atau ketika saya pergi ke toko buku, perpustakaan, museum, blogger event, atau ketika mengikuti kegiatan komunitas, seperti FLP Jatim. Sisi positif yang kami dapatkan di antaranya mereka makin tumbuh dengan memiliki kebiasaan suka membaca dan mulai sadar literasi.

 

 Rumi dan Bumi sudah gemar membaca sejak masih kecil. (Dok: Pribadi)


Bagi saya, kesadaran terhadap literasi merupakan langkah untuk membuka wawasan dan mengubah hal-hal menjadi lebih baik. Bisa jadi, kesadaran mereka terhadap kebersihan diri pribadi (higiene) dan kebersihan lingkungan (sanitasi) juga merupakan hasil perjalanan panjang dalam mencintai literasi dan kesukaan membaca yang semakin luas.

 

Gaya Hidup 3 M; Membahagiakan Hati, Menyehatkan Tubuh, dan Menjaga Bumi

 

Mengapa saya berani menyatakan bahwa kesadaran literasi mampu mengubah sesuatu menjadi lebih baik? Jawabannya sering saya ungkapkan ketika mengisi acara-acara literasi, yaitu bahwa seseorang yang memiliki kesadaran literasi tidak hanya mampu membaca, tetapi juga sanggup melakukan hal-hal yang merupakan pemahaman dari hasil membaca tersebut.

 

Contohnya, ketika seseorang  mampu membaca “Kebersihan adalah pangkal kesehatan,” maka kesadaran berliterasi akan menuntunnya untuk mulai mengerti pentingnya kesehatan dan mulai berperilaku menjaga kebersihan sehingga ia berpeluang mendapatkan kondisi yang senantiasa sehat.

 

Siapa pun, termasuk setiap muslim, punya tanggung jawab menjaga lingkungan demi generasi masa depan. (Dok: MUI Pusat)


Itulah sebabnya, ketika ada seseorang yang bisa membaca “Buanglah sampah pada tempatnya!”, tetapi tetap membuang sampah sembarangan, maka itu berarti kemampuannya membaca belum membuatnya punya kesadaran berliterasi sehingga tidak ada perubahan ke arah yang lebih baik, baru sebatas slogan tanpa aksi nyata. Kondisi inilah yang mungkin masih menyelimuti sebagian masyarakat kita.

 

Sebagai keluarga muslim, kami bahkan memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam menjaga kebersihan, baik diri pribadi, keluarga, dan lingkungan. “Kebersihan itu sebagian dari iman” merupakan sebuah value yang seharusnya dipegang oleh setiap individu muslim.

 

Berawal dari kebersihan inilah seluruh sendi keimanan akan terjalin utuh. Seluruh rangkaian ritual kami sebagai muslim tidak akan lepas dari kebersihan, baik jasmani maupun rohani, dan sudah seharusnya bersih menjadi sebuah gaya hidup (life style) dalam diri setiap pribadi.

 

1.    Keluarga Ceria dengan Higiene dan Sanitasi yang Terpelihara

 

Ketika melakukan aktivitas rutin sehari-hari, kami menjadikan kebersihan sebagai hal yang tidak bisa dilepaskan sejak bangun tidur di pagi hari hingga tidur kembali di malam hari. Saya termasuk ibu rumah tangga yang “cerewet” jika sudah berkaitan dengan kedisiplinan dan kebersihan.

 

Kebersihan diri pribadi, seperti mencuci tangan sebelum makan dan minum, mandi minimal dua kali sehari, mencuci piring setelah digunakan, pakaian yang bersih dan rapi hingga makanan dan minuman bergizi atau bernutrisi, dan lain-lain secara tertib ditanamkan dan dilakukan secara konsisten demi menjaga kesehatan diri kami sekeluarga.

 

Demikian pula dengan sanitasi. Kami senantiasa mengonsumsi air bersih untuk keperluan rumah tangga, menjaga kebersihan rumah (lantai dan kamar mandi), menyiapkan tempat pembuangan sampah, baik organik maupun anorganik, menjaga sarana pembuangan limbah agar tidak merusak lingkungan, menanam tanaman atau pohon, dan lain-lain.

 

Mungkin hal terberat tinggal di pesantren bagi kedua buah hati kami adalah beradaptasi dengan kebiasaan mereka yang selalu memilih tidur di lantai ketimbang di ranjang (tempat tidur). Cuaca Lamongan tempat tinggal kami memang lumayan panas sehingga tidur atau lesehan lebih terasa nyaman di lantai yang bersih dan sejuk.

 

Untunglah saya punya andalan dalam menjaga kebersihan lantai rumah karena ada Yuri Indonesia yang memiliki beragam produk perawatan rumah tangga, termasuk Lysorin sebagai cairan disinfektan atau pembersih lantai, yang berkualitas ekspor (Singapura dan Malaysia), harga terjangkau, dan kemasannya ramah lingkungan.

 

Lysorin dari Yuri bikin lantai aman dan nyaman untuk lesehan atau rebahan. (Dok: Pribadi)


Pilihan saya pada Lysorin dari Yuri tentu bukan tanpa alasan. Lysorin memiliki kualitas mumpuni untuk menjadi disinfektan andalan kami di rumah. Kemampuannya membersihkan lantai dengan membunuh bakteri dan kuman berbahaya membuat keluarga kami merasa aman dan terlindungi. 


Keluarga kami, apalagi Bumi yang lebih suka lesehan atau tiduran di lantai, merasa nyaman jika ingin membaca buku, bermain gameboard, atau sekadar mengobrol bareng sekeluarga sambil makan camilan dan minum teh/kopi di lantai, bahkan tanpa alas tikar/karpet sekalipun.

 

Lysorin memiliki aroma pinus yang membuat ruangan terasa nyaman. “Bau bersih” (istilah yang dipakai Bumi) yang meruap setelah mengepel lantai membuat kami tak sabar untuk membuat agenda kumpul keluarga dan bercengkerama bersama. Suasana menjadi lebih ceria karena yakin lantai sudah bersih dan harum sehingga tak lagi khawatir masih ada kotoran atau kuman berbahaya yang tertinggal.

 

Upaya kami sekeluarga menjaga kebersihan, baik higiene maupun sanitasi, ternyata mulai berbuah manis. Kedua putra kami yang kini tengah melanjutkan pendidikan di pesantren telah memiliki bekal kemandirian dan kedisiplinan. Mereka juga memiliki kemampuan dalam menjalani aktivitas harian mereka di pondok dengan selalu menjaga kebersihan.

 

Aktivitas keseharian kami di rumah yang senantiasa menjaga kebersihan sedikitnya sudah membentuk karakter suka kebersihan. Oleh karena itu, ketika memasuki kehidupan pondok pesantren, kedua putra kami tidak lagi merasa kesulitan.

 

2.    Kesehatan Terjaga dengan Produk Perawatan yang Bijak

 

Berhubung cuaca di Jombang relatif lebih adem ketimbang Lamongan, Bumi bisa lebih toleran dengan kebiasaan baru setelah tinggal di pesantren. Meski demikian, kami senantiasa mengingatkannya bahwa hidup bersih harus tetap diprioritaskan di mana pun kita berada.

                                  

Kami bersyukur, Bumi juga memiliki kebiasaan yang telah tertanam sejak dari rumah (keluarga). Bahkan ketika memilih barang-barang untuk dibawa ke pondok, termasuk alat kebersihan pribadi, ia sudah memiliki standar dan kriteria pilihannya sendiri. Sebagai anak yang juga memiliki bakat seni, ia selalu memilih produk yang memenuhi standar estetika di samping fungsi dan manfaatnya.

 

Uniknya, hingga memasuki pendidikan SLTP, Bumi masih menyukai produk kebersihan pribadi yang diperuntukkan bayi atau anak-anak. Saya sempat menahan senyum saat melihatnya berkemas dan memasukkan produk perawatan tubuh untuk bayi/anak-anak itu ke dalam tas kopernya. Meski demikian, Bumi sudah memahami bahwa produk dan kemasan yang digunakannya harus memiliki standar kebersihan dan keamanan.

 

Salah satu hobi Bumi adalah menggambar dan menyukai kartun atau animasi. Mungkin hal itu yang membuatnya cenderung memilih bentuk dan warna kemasan yang atraktif –penuh gambar kartun– dan aroma segar (buah). Tak heran jika ia menyukai produk sabun, sampo, dan pasta gigi untuk anak-anak, seperti dee dee dari Yuri. 


Jangankan Bumi yang suka pakai dee dee, saya pun sesekali ikut nebeng karena suka dengan aroma dan komposisi bahannya yang lembut. Jadilah momen mandi, terutama menggunakan shower (pancuran) membuat mood lebih ceria dan semangat, layaknya anak-anak yang selalu antusias.

 

3.    Menjaga Diri dan Bumi Melalui Kreativitas dan Kolaborasi

 

Kebiasaan dan perilaku bersih itu dari keluarga dan lingkungan rumah kami sendiri. Kesadaran ini muncul karena ternyata banyak sekali kerugian yang bisa kita dapatkan hanya dengan ketidakpedulian kita terhadap lingkungan sekitar kita. Bahkan dalam hal kebersihan keluarga dan lingkungan, kita membutuhkan kreativitas dan kolaborasi.

 

Sampah plastik harus ditangani dengan tepat agar tidak merusak lingkungan. (Dok: Banteng Muda Indonesia)


Kemasan plastik sekali pakai yang selama ini menjadi perhatian luas karena menyebabkan tumpukan sampah atau limbah, sedikit demi sedikit kami upayakan untuk diminimalisasi penggunaannya di rumah, misalnya dengan membawa tas atau wadah sendiri dari rumah ketika berbelanja. 


Kami juga berusaha ikut berperan serta menerapkan 5 R dalam menangani sampah. Apabila setiap rumah tangga mampu menerapkan hal ini, sebenarnya penanganan sampah akan lebih terkelola dan terkendali.

 

Kreativitas dalam mengolah sampah plastik, terutama menjadikannya barang yang bisa dipakai dan dimanfaatkan kembali tentu akan mengurangi limbah, bahkan bisa menguntungkan dan menambah pemasukan (ekonomi). 


Kolaborasi antaranggota keluarga dan masyarakat lain juga akan semakin meminimalisasi kerusakan lingkungan akibat sampah, seperti melalui kerja sama dengan warga (PKK), komunitas (literasi, religi, seni, lingkungan, dan lain sebagainya), atau pemerintah daerah di wilayah masing-masing.

 

Pada titik inilah, pemahaman yang lahir dari literasi dan didukung oleh kreativitas dan kolaborasi antar-stakeholder di masyarakat mampu melahirkan kepedulian dan penanganan sampah yang holistik. Jadi, sungguh jangan remehkan peran keluarga dalam memberikan sumbangsih bagi penyelamatan Bumi dari sampah! 

 

Keluarga Bahagia Berkat Kesehatan Terjaga dan Bumi Terpelihara

 

Bersih memang akan membuat nyaman dan menjadikan kita jarang terkena penyakit. Kesehatan juga bukan sesuatu yang sulit dilakukan. Kita hanya butuh kepedulian dan kedisiplinan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Gaya hidup yang sehat juga menghindarkan diri kita dari biaya perawatan akibat penyakit. Salah satu caranya dengan memilih produk perawatan diri dan rumah tangga yang berkualitas dan ramah lingkungan.

 

Yuk, tangani sampah mulai dari diri sendiri dan keluarga agar Bumi tetap terjaga. (Dok: Republika.co.id)


Bayangkan jika dalam skala nasional anggaran kesehatan tahun 2025 yang mencapai Rp105,6 triliun bisa dihemat dan digunakan untuk program yang lebih prioritas bagi masyarakat, seperti makan yang bergizi (peningkatan nutrisi masyarakat dan mencegah stunting), swasembada pangan dan perbaikan sektor kesehatan (kompas.id), dan lain-lain, termasuk pendidikan.


Bukan mustahil, dimulai dari lingkup terkecil, yaitu keluarga yang bersih dan sehat akan melahirkan kualitas masyarakat yang kuat dan mampu bersaing dengan penuh tanggung jawab pada kelestarian lingkungannya di kancah masyarakat global. 

 

Yuk, kelola sampah kita agar lingkungan tetap bersih karena ingatlah: Kebersihan adalah investasi terbaik untuk kesehatanmu! (Pravin Agarwal)

 

Pernahkah enggak merasa mata sepet, perih, dan lelah setelah berjam-jam menatap layar komputer atau gadget? Atau mungkin, mata terasa seperti berpasir dan berat saat sedang berkendara di waktu yang lama saat malam hari?


Kalau banyak pertanyaan tadi yang terjawab dengan jawaban iya, bisa jadi itulah tanda mata sedang mengalami masalah mata kering. Karena berbahaya, mata kering tidak bisa didiamkan.


Insto Dry Eyes mengatasi mata kering yang jangan sepelein


Keluhan demikian sering dianggap SePeLe bagi kebanyakan orang. Padahal aslinya, bisa membuat kondisi mata kita prihatin jika terus dibiarkan. Sebagai modal utama bagi saya sebagai editor yang harus banyak baca buku dan scroll medsos buat cari bahan, perawatan mata tak bisa main-main.  


Aktivitas Sehari-Hari yang Menyebabkan Mata Kering

 

Di era digital seperti sekarang, banyak aktivitas yang tanpa kita sadari bisa memicu mata kering berupa SePele alias Mata sepet, Perih, Lelah. Beberapa penyebab mata kering atau lelah yaitu karena kita


  1. menatap layar terlalu lama; bisa jadi kita terlalu lama menatap laptop, ponsel, atau tablet;
  2. mengemudi jarak jauh terutama pada malam hari;
  3. sering dan lama berada di ruangan ber-AC atau pendingin udara
  4. membaca buku atau dokumen dalam waktu lama tanpa adanya jeda istirahat;
  5. terlalu lama berada di lingkungan yang kering dan berdebu; juga
  6. kerap menggunakan lensa kontak dengan durasi seharian penuh atau periode yang lama.

Aktivitas-aktivitas tersebut bisa membuat frekuensi mata kita untuk berkedip jadi menurun. Perhatian penuh pada mata harus menjadi prioritas mengingat mata adalah jendela dunia. Mata yang sehat akan membuka cakrawala ilmu dan pintu peluang.


Padahal, kegiatan mata berkedip itu penting loh untuk menyebarkan air mata secara merata ke seluruh permukaan mata. Ketika produksi dan kualitas air mata menurun, maka muncullah gejala mata kering yang tak bisa disepelein. 

 

Tanda-Tanda Mata Kering yang Wajib Diwaspadai

 

Saat kita sering berada di kondisi tadi, terkadang atau mungkin lambat laun, mata kita jadi mengeluarkan alarm peringatan berupa mata yang merasa tidak nyaman. Beberapa kondisi tersebut di antaranya sebagai berikut.


  • Mata sepet, perih, dan lelah
  • Sensasi terbakar atau seperti ada benda asing yang mengganjal di mata
  • Mata terasa berat atau tidak nyaman saat dibuka
  • Pandangan kabur sesekali yang kemudian bisa membaik setelah kita berkedip
  • Mata merah atau berair sebagai reaksi terhadap kekeringan

Gejala-gejala tersebut sebetulnya adalah sinyal bahwa #MataKeringJanganSepelein loh. Bila terus dibiarkan tanpa penanganan, kondisi ini bisa memperparah iritasi. Iritasi dibiarkan, penglihatan bisa dikorbankan. Itu hal yang tidak kita inginkan.


Bahkan fatalnya, bisa sampai merusak permukaan kornea dan menurunkan kualitas penglihatan dalam jangka panjang! Jangan sampai kenikmatan indrawi berkurang hanya karena kita abai dalam merawat kesehatan mata dengan tepat.

 

Penyebab Umum Mata Kering

 

Selain aktivitas yang saya sebutkan tadi, beberapa faktor lain juga bisa menjadi penyebab mata kering. Apa saja yang mendorong terjadinya mata kering? Perhatikan dengan saksama.

1. Penuaan

Produksi air mata bisa menurun seiring bertambahnya usia. Seiring bertambahnya usia, kemampuan kita dalam membedakan nuansa warna dan kecerahan pun ikut menurun, terutama dalam kondisi cahaya redup. Walhasil, menyetir mobil pada malam hari dalam kondisi cahaya remang menjadi sangat menantang.

Belum lagi sindrom Mata Kering lantaran produksi air mata yang cenderung menurun seiring kita menua. Mata kering membuat kita tidak nyaman, serasa ada sensasi berpasir, terbakar, dan bahkan penglihatan mendadak kabur.


2. Perubahan hormon

Kondisi ini terutama terjadi pada wanita menopause. Mata kering terjadi akibat penurunan kadar estrogen, terutama selama menopause. Estrogen memengaruhi kelenjar minyak  pada kelopak mata dan produksi air mata, yang sangat penting untuk melumasi mata. 


Menurunnya estrogen dapat menyebabkan penurunan produksi air mata atau membuat kualitas air mata yang buruk. Walhasil, mata pun menjadi kering, iritasi, dan tidak nyaman. Perubahan hormon selama wanita mengandung dan penggunaan kontrasepsi juga dapat menyebabkan mata kering loh, jadi harap waspada sejak dini.


3. Penggunaan obat-obatan tertentu

Beberapa obat-obatan seperti antihistamin, dekongestan, dan obat tekanan darah bisa berpengaruh pada kondisi mata. Antihistamin bisa memicu mata kering sebagai salah satu efek samping. Ketika mengonsumsi antihistasmin, misalnya, kelembapan tubuh secara keseluruhan akan menurun, yang juga berdampak pada berkurangnya produksi air mata, sehingga mata menjadi kering, teriritasi, dan terkadang kabur.


4. Penyakit autoimun

Kondisi tubuh yang autoimun bisa membuat sindrom Sjögren


5. Paparan lingkungan

Lingkungan di sekitar kita yang kering atau berangin, dapat memengaruhi kondisi air pada mata. 

 

Cara Mengatasi Mata Kering Tanpa Harus ke Dokter

 

Untuk kasus mata kering ringan hingga sedang, sebetulnya bisa kita tangani sendiri dengan melakukan beberapa langkah berikut di rumah.


1. Kurangi waktu menatap layar

Saat sedang beraktivitas menggunakan gadget, ingatlah untuk menerapkan aturan 20-20-20. Maksudnya, setiap 20 menit, lihat objek sejauh 20 kaki, selama 20 detik.


2. Gunakan humidifier di ruangan ber-AC


3. Istirahatkan mata secara rutin

Misalnya terutama saat bekerja atau ketika sedang membaca buku


4. Hindari paparan angin langsung ke mata

Misalnya, menjauhlah dari AC atau kipas angin yang hembusannya terlalu dekat dan kuat atau langsung mengenai mata


5. Gunakan tetes mata yang tepat, seperti #instodryeyes. 

Misalnya saat lelah membaca buku atau scroll medsos bagi saya untuk mencari ide tulisan. Menatap layar laptop dalam jangka waktu lama juga memengaruhi mata, jadi sepet, perih, dan lelah. Pilih Insto Dry Eyes sebagai solusi efektif.


Tetesin Insto Dry Eyes, Solusi Praktis untuk Mata Kering

 

Kalau gejala mata sepet perih lelah mulai terasa, jangan tunggu sampai parah. Segera tetesin tetesin Insto Dry Eyes, tetes mata steril yang mengandung bahan aktif untuk melembabkan mata dan menggantikan fungsi air mata alami.


Insto Dry Eyes menemani hari-hari membaca dan melihat dunia.


Apalagi kini Insto Dry Eyes hadir dengan New Packaging yang lebih segar dan modern. Warna dominan biru muda menciptakan sensasi ketenangan dan ketenteraman, sekaligus menyiratkan rasa kepercayaan. Biru juga melambangkan kesetiaan dan kreativitas, yang menginspirasi saya untuk terus menghasilkan karya. 


Aksen putih menimbulkan aura kebersihan dan sebuah awal untuk memulai hal apa pun. Ya, memang langkah ribuan mil selalu diawali dengan satu langkah kaki, begitu kata pepatah Tiongkok. Sama seperti Insto Dry Eyes yang akan menemani langkah saya ke mana pun, hingga suatu hari mungkin bisa mengunjungi tempat-tempat jauh untuk menyaksikan keindahan dunia.


Insto Dry Eyes kemasan baru ini tetap mempertahankan kualitasnya yang terpercaya. Dengan pemakaian teratur, kita bisa langsung merasakan sensasi nyaman, segar, dan mata pun kembali fokus menjalani aktivitas. 

 

Jangan Sepelein Mata Kering, Bertindaklah Segera!

 

Pokoknya ingat ya, mata kering jangan disepelein. Apalagi, mata adalah jendela dunia. Menjaga mata berarti menjaga kualitas hidup kita.


Jadi mulai sekarang, yuk lebih perhatikan kesehatan mata kita. Kalau mulai terasa tidak nyaman, tetesin Insto Dry Eyes segera sebagai pertolongan pertama yang praktis dan efektif. Pilihan tepat membuat hidup semakin nikmat.

 

Referensi:

  • Mayo Clinic. (2023).
  • American Academy of Ophthalmology. (2022)
  • Insto Official Website. (2025).

 

Ramadan adalah bulan yang sangat istimewa. Pada bulan Ramadan, Al-Quran Al-Karim pertama kali diturunkan. Pada bulan Ramadan pula, ibadah puasa satu bulan penuh dan zakat fitrah diperintahkan Allah SWT untuk ditunaikan. Ramadan juga menjadi istimewa karena segala amal kebajikan dilipatgandakan pahala dan keberkahannya.


Salah satu upaya mencari Lailatul Qadar adalah dengan beri'tikaf di masjid. (Foto: GoSumut.com)

Namun ada satu hal paling istimewa dari Ramadan yang tidak terdapat pada bulan-bulan lainnya. Dia adalah suatu malam yang Allah muliakan dengan anugerah-Nya berupa keutamaan yang melebihi ibadah selama seribu bulan. Malam itu adalah Lailatul Qadar. Suatu malam yang keberadaannya merupakan rahasia, tetapi dapat kita cari di sepuluh terakhir bulan Ramadan.


Pengertian I’tikaf


Berdasarkan tulisan I'tikaf di Masjid: Pengertian, Hukum, Rukun, Syarat, dan Pembatalannya oleh Dr. KH. Zakky Mubarak, MA, salah seorang Mustasyar PBNU, i’tikaf secara pengertian bahasa berasal dari kata akafaya’kifuukufan. Apabila kalimat tersebut terkait dengan kalimat an al-amr menjadi akafahu an al-amr, maka berarti “mencegah”, tetapi jika terkait dengan kata 'ala, maka ia menjadi akafa ‘ala al-amr yang artinya “menetapi”. 


Pengembangan kalimat itu bisa menjadi i’takafa-ya’takifu-i’tikafan yang artinya “tetap tinggal pada suatu tempat” sehingga kalimat i’takafa fi al-masjid berarti “tetap tinggal atau diam di masjid”.


Menurut pengertian istilah atau terminologi, i’tikaf adalah tetap diam di masjid untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. dengan beribadah, zikir, bertasbih dan kegiatan terpuji lainnya serta menghindari perbuatan yang tercela.


Suasana i'tikaf di Masjid Namira, Lamongan. (Foto: Pribadi)

Status hukum i’tikaf adalah sunah dan dapat dikerjakan setiap waktu yang memungkinkan terutama pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadan sebagaimana didasarkan pada hadis berikut.


عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ


Artinya: Dari Aisyah ra istri Nabi saw menuturkan, “Sesungguhnya Nabi saw melakukan i’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan hingga beliau wafat, kemudian istri-istrinya mengerjakan i’tikaf sepeninggal beliau”. (Hadis Sahih Riwayat Al-Bukhari: 1886 dan Al-Muslim: 2006).


عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ فَسَافَرَ سَنَةً فَلَمْ يَعْتَكِفْ فَلَمَّا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ اعْتَكَفَ عِشْرِينَ يَوْمًا


Artinya: Dari Ubay bin Ka'ab ra berkata, “Sesungguhnya Rasulullah saw beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadan. Pernah selama satu tahun beliau tidak beri’tikaf, lalu pada tahun berikutnya beliau beri’tikaf selama dua puluh hari”. (Hadis Hasan Riwayat Abu Daud: 2107, Ibn Majah: 1760, dan Ahmad: 20317).


Beri’tikaf juga dapat dilakukan di luar bulan Ramadan sebagaimana dijelaskan dalam hadis berikut.


عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْتَكِفُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ فَكُنْتُ أَضْرِبُ لَهُ خِبَاءً فَيُصَلِّي الصُّبْحَ ثُمَّ يَدْخُلُهُ فَاسْتَأْذَنَتْ حَفْصَةُ عَائِشَةَ أَنْ تَضْرِبَ خِبَاءً فَأَذِنَتْ لَهَا فَضَرَبَتْ خِبَاءً فَلَمَّا رَأَتْهُ زَيْنَبُ ابْنَةُ جَحْشٍ ضَرَبَتْ خِبَاءً آخَرَ فَلَمَّا أَصْبَحَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى الْأَخْبِيَةَ فَقَالَ مَا هَذَا فَأُخْبِرَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَالْبِرَّ تُرَوْنَ بِهِنَّ فَتَرَكَ الِاعْتِكَافَ ذَلِكَ الشَّهْرَ ثُمَّ اعْتَكَفَ عَشْرًا مِنْ شَوَّالٍ


Artinya: Dari Aisyah ra berkata, “Nabi saw biasa beri’tikaf sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadan, kemudian aku memasang tirai untuk beliau, lalu beliau mengerjakan salat Subuh, kemudian beliau masuk ke dalamnya. Hafsah kemudian meminta izin pada Aisyah untuk memasang tirai, lalu Aisyah mengizinkannya, maka Hafsah pun memasang tirai. Waktu Zainab binti Jahsyi melihatnya, ia pun memasang tirai juga. Pagi harinya Nabi saw menjumpai banyak tirai dipasang, lalu beliau bertanya: “Apakah memasang tirai-tirai itu kamu pandang sebagai suatu kebaikan?” Maka beliau meninggalkan i’tikaf pada bulan itu (Ramadan itu). Kemudian beliau beri’tikaf pada sepuluh hari dari bulan Syawal (sebagai gantinya)”. (Hadis Sahih Riwayat Al-Bukhari: 1892 dan Al-Muslim: 2007).


Rukun, Syarat, dan Hal yang Membatalkan I’tikaf


Rukun i’tikaf terdiri dari: (1) Niat i’tikaf, baik i’tikaf sunah atau i’tikaf nazar. Bila seorang muslim bernazar akan melakukan i’tikaf, maka baginya wajib melaksanakan nazar tersebut dan niatnya adalah niat i’tikaf untuk menunaikan nazarnya. 


(2) Berdiam diri dalam masjid, sebentar atau lama sesuai dengan keinginan orang yang beri’tikaf atau mu’takif. I’tikaf di masjid bisa dilakukan pada malam hari atau pun pada siang hari.


Syarat i’tikaf terdiri dari: (1) Muslim, bagi nonmuslim tidak sah melakukan i’tikaf. (2) Berakal, orang yang tidak berakal tidak sah melaksanakan i’tikaf. (3) Suci dari hadas besar.


Hal yang menyebabkan i’tikaf di masjid menjadi batal di antaranya:  (1) Bercampur dengan istri, berdasarkan firman Allah SWT:


وَلَا تُبَٰشِرُوهُنَّ وَأَنتُمۡ عَٰكِفُونَ فِي ٱلۡمَسَٰجِدِۗ تِلۡكَ حُدُودُ ٱللَّهِ فَلَا تَقۡرَبُوهَاۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ ءَايَٰتِهِۦ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمۡ يَتَّقُونَ


Artinya: “… Dan janganlah kamu campuri mereka (istrimu) itu, sedang kamu beri’tikaf di masjid, itulah ketuntuan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka bertakwa”. (QS Al-Baqarah/2: 187).


Sebab yang ke (2) keluar dari masjid tanpa uzur atau halangan yang dibolehkan syariat. Tetapi bila keluar dari masjid karena ada uzur, misalnya buang hajat atau buang air kecil dan yang serupa dengan itu, tidak membatalkan i’tikaf. 


Diperbolehkan keluar dari masjid karena mengantarkan keluarga ke rumah atau untuk mengambil makanan di luar masjid bila tidak ada yang mengantarkannya. Aisyah ra meriwayatkan:


عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اعْتَكَفَ يُدْنِي إِلَيَّ رَأْسَهُ فَأُرَجِّلُهُ وَكَانَ لَا يَدْخُلُ الْبَيْتَ إِلَّا لِحَاجَةِ الْإِنْسَانِ


Artinya: Dari Aisyah ra menuturkan, “Nabi saw apabila beri’tikaf, beliau mendekatkan kepalanya kepadaku, lalu aku sisir rambutnya, dan beliau tidak masuk rumah, kecuali untuk keperluan hajat manusia (buang air besar atau buang air kecil)”. (Hadis Sahih Riwayat Al-Bukhari: 1889 dan Al-Muslim: 445).


Berburu Lailatul Qadar Melalui I’tikaf di Namira


Menjelang sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, anakku si Sulung sudah kerap menelepon dari pondok pesantren. Ia berpesan untuk dijemput sebelum program i’tikaf dimulai. Ia juga sering kali berpesan agar kami tidak lupa mendaftarkannya dalam program tersebut.


Pemberian kenang-kenangan untuk peserta i'tikaf spesial dalam acara perpisahan. (Foto: Panitia I'tikaf Masjid Namira)

Kedua anak kami memang sangat antusias untuk mengikuti program i’tikaf di Namira dengan alasannya masing-masing. Salah satunya adalah bisa lebih fokus beribadah ketimbang liburan Ramadan di rumah. Oleh karena itulah, kami tanpa ragu mendaftarkan mereka berdua untuk mengikuti program i’tikaf spesial di Masjid Namira.


Adapun aku dan suami masih maju mundur untuk mendaftar. Beberapa tugas dan tanggung jawab pekerjaan memang tidak mudah untuk ditinggalkan begitu saja. Kami memang masih memiliki opsi lain untuk mengikuti i’tikaf dari jalur i’tikaf reguler. 


Namun, daya tarik i’tikaf spesial di Masjid Namira memang sangat besar dan ini membuat kami terus menimbang-nimbang hingga menjelang pendaftaran i’tikaf spesial Masjid Namira ditutup.


I’tikaf Spesial dan I’tikaf Reguler; Program Memuliakan Jamaah di Masjid Namira


Apa sih yang menjadi hal istimewa di program i’tikaf Ramadan Masjid Namira? Aku secara pribadi sering kali menjadikan Masjid Namira sebagai tempat healing atau tetirah dan sudah merasakan berbagai hal istimewa di luar Ramadan. 


Mulai dari program utama shalat wajib berjamaah dengan imam yang merupakan para hafiz, kajian rutin malam Selasa dan Jumat, buka puasa hari Senin dan Kamis, kajian rutin Ahad pagi yang dilanjutkan sarapan bersama, TPQ bagi anak-anak, termasuk si bungsu setiap hari Senin hingga Kamis, dan masih banyak lagi yang lainnya.


Pihak Yayasan dan Takmir Masjid Namira memang tampaknya ingin memanjakan jamaah hingga merasa benar-benar merasa nyaman dalam beribadah. Saya pun sering kali datang ke Masjid Namira ketika ingin melepaskan penat dari rutinitas sehari-hari. 


Rasa nyaman dan tenang memang merupakan salah satu hal yang membuat para jamaah, bahkan mereka yang datang dari luar Lamongan temukan ketika datang di Masjid Namira ini.


Masjid Namira menjadi salah satu ikon Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. (Foto: Pribadi)

Masjid Namira yang rampung sejak tahun 2013 dan mengalami renovasi hingga tahun 2016 ini memang memiliki daya tarik tersendiri. Arsitektur masjid dan kiswah pintu Kakbah asli yang menghiasi bagian mimbar membuat para jamaah kembali mengenang dan merindukan kota suci Mekkah Al-Mukarramah, khususnya bagi mereka yang pernah menjalani ibadah haji atau umrah. 


Taman masjid yang dihiasi aneka tanaman bonsai dan kolam ikan yang berisi aneka warna ikan koi juga semakin membuat nuansa keindahan mampu meliputi area masjid seluas 2,7 hektare ini.


Tak heran jika masjid yang mampu menampung hingga 2.500 jamaah ini menjadi tujuan, baik yang menjadikannya sebagai tempat wisata religi atau sekadar beristirahat sebagai musafir. Rasa lelah dan penat akan berganti dengan rasa segar dan damai. Demikian pula pada bulan yang istimewa sebagaimana bulan Ramadan, bahkan jumlah jamaah cenderung membludak.


Ustazah Karimah yang merupakan salah satu panitia dan tim pengajar tahsin dalam program i’tikaf spesial menjelaskan bahwa pada tahun ini peserta akhwat (perempuan) berjumlah sekitar 140-an orang. Sebagian ada yang merupakan peserta dadakan datang dari luar daerah sehingga panitia tetap berusaha menampung sebagai bentuk hablumminannas


Pada i’tikaf tahun ini terdapat beberapa persiapan berbeda yang dilakukan panitia, seperti penataan tempat istirahat jamaah i’tikaf, penyediaan air mineral galon, kopi atau teh beserta dispenser air panas untuk minum, tempat cuci piring dan menjemur pakaian.


“Apabila ada masukan dari jamaah, kami sangat terbuka sebagai bahan masukan atau evaluasi” ungkap ustazah yang ramah ini. 


Sebagai panitia, Karimah mengungkapkan bahwa mereka sudah berusaha (effort). Program yang menjadi tambahan bagi mu’takifah juga sama sama seperti tahun lalu, yaitu tahsin dan tahfiz. Progres dari program ini juga tampak ada kemajuan yang terlihat dari semakin baik bacaan mereka.


Surah yang dipelajari terutama adalah Al-Fatihah karena surah ini sangat penting dan dipakai dalam setiap shalat. Setelah mereka baik dan lancar bacaan Al-Fatihahnya, baru mereka masuk ke materi gharib atau menambah bacaan ke surah-surah lainnya. Pada program tahsin dan tahfiz ini, ada enam orang ustazah khusus yang mendampingi. 


Mereka berasal dari beragam lembaga dan latar belakang metode pengajaran, seperti Qiraati, Iqra’, Yanbua, Ummi, atau Nahdiyin mengingat jamaah yang datang juga berasal dari berbagai kalangan, latar belakang, atau metode sehingga para ustazah perlu menyelami bacaan setiap jamaah terlebih dulu agar jamaah merasa nyaman meski cuma memulai dengan satu ayat.


Kesan Para Jamaah I’tikaf Spesial Masjid Namira


Aku pernah mengikuti i’tikaf, baik program reguler (mandiri) maupun spesial (istimewa). Masing-masing memiliki pengalaman tersendiri dan hal tersebut tergantung pada kebutuhan setiap jamaah yang mengikuti program tersebut. 


Melihat antusiasme jamaah mengikuti i’tikaf pada Ramadan tahun ini, aku penasaran dan berusaha mengulik pengalaman para jamaah. Beberapa di antaranya telah aku rangkum berikut ini.


Erny Darmawati


Bu Erny, demikian sapaan perempuan pengusaha asal Wliki, Blitar ini, belum pernah ikut i’tikaf dan baru tahun ini mengikuti program i’tikaf spesial 10 hari. Perempuan yang berusia 55 tahun dan memiliki aktivitas keseharian sebagai pengusaha jamu dan sirup bermerek Geraldine serta pengajar bahasa korea ini mengungkapkan bahwa ia merasa sangat terkesan dengan kedermawanan yang luar biasa dari pemilik Masjid Namira ini dalam menjamu jamaahnya.



“Pokoknya enaklah di sini. Silaturahim, bisa berkumpul di sini sambil beribadah,” ujarnya dengan antusias. Namun ia merasakan tantangan terberat saat i’tikaf ini, yaitu mengantuk karena kegiatan malam cukup banyak. 


Tetapi, semua fasilitas disediakan dan kondusif sehingga ia sangat ingin mengikuti lagi kegiatan ini di tahun depan. Bu Erny pada i’tikaf pertamanya ini mengikuti kegiatan tahsin dan ia bersyukur karena bacaannya diluruskan oleh guru halaqahnya yang berasal dari Yaman.


Alya Anisa


Gadis manis yang akrab disapa Alya ini berasal dari Madiun dan berusia 16 tahun atau kelas 10 SMA di Pondok Hidayatullah, Solo. Awalnya ia mengikuti i’tikaf karena pengin tambah hafalan sekalian bisa tambah ibadah dan sering ke masjid serta menambah pengalaman. Ia merasakan masjid yang nyaman serta tempat mandi dan makan. 




Namun, sebagaimana jamaah yang lain, ia merasa tantangan yang cukup berat karena bangun tahajud pada jam 1 bangun, biasanya tahajud di pondok jam 3. Tak lupa ia pun memberi usulan/masukan, sambil tertawa, agar panitia mau menyediakan ember untuk mandi di kamar mandinya. Maklum anak pondok, ujarnya dengan polos.


Fasihatun Nisa


Nisa, demikian nama panggilannya, adalah gadis asli Tenggulun, Lamongan yang sebagian besar waktunya kini dihabiskan di Pondok Pesantren Al Islah, Sendang Agung Paciran. Santri sekaligus mahasiswi semester 8 dan tengah menyelesaikan skripsinya ini tengah menjalani masa pengabdian di pondok. 


Pada usianya yang ke-23 tahun ini, ia mengaku sudah mengikuti lima kali ikut i’tikaf mandiri di Masjid Namira. Akan tetapi, baru tahun ini ia ikut i’tikaf spesial –ia menyebutnya VVIP– dengan alasan supaya lebih tenang, damai, fokus, dan bisa mendekatkan diri kepada Allah serta bisa banyak-banyak berdoa supaya skripsinya dimudahkan. 



Meski demikian, ia merasakan tantangan berat karena harus meninggalkan keluarga di rumah demi ibadah yang lebih khusyuk. Nisa belum sempat ketemu keluarga karena ia berangkat langsung dari pondok menuju Masjid Namira.


Nisa juga lebih memilih ikut tidak ikut halaqah alias mandiri dengan alasan pengen lebih fokus untuk mengkhatamkan Al-Qur’an. Ramadhan ini ia sudah 3 kali mengkhatamkan Al-Qur’an menuju ke-4 kali. 


Rencananya, tahun depan Nisa ingin ikut kembali ingin ikut i’tikaf yang spesial karena bisa ikut halaqah, buka puasa bersama, dan tempat tinggal yang spesial serta bisa lebih saling mengenal dengan jamaah yang lain.


Sebagai bentuk perbaikan manajemen i’tikaf, ia memiliki saran, khususnya untuk takmir yang perempuan agar mengondisikan saf ketika shalat dan pendaftaran i’tikafnya jangan terlalu cepat ditutup. 


Hal ini ia kemukakan karena ia tidak bisa masuk kuota i’tikaf disebabkan anak-anak kecil didaftarkan sehingga kuota bagi yang dewasa tidak mencukupi. Apalagi, ada sebagian jamaah yang hanya tinggal di asrama terus, tetapi tidak ke masjid sehingga menutup kesempatan bagi jamaah yang lain untuk ikut serta beri’tikaf.


Bu Aini


Berasal dari Surabaya, tetapi berdomisili di Jombang, Bu Aini hampir tiap tahun mengikuti i’tikaf. Ia mengaku sekitar 7-8 tahun ikut terus i’tikaf di Masjid Namira, hanya pas pandemi Covid-19 ia libur. Ia merasa senang ikut i’tikaf di Masjid Namira karena fasilitas i’tikaf untuk perempuan sangat mendukung dan hal ini tidak seperti di tempat lain, seperti tempat menginap atau bermalam khusus bagi perempuan dan terasa nyaman seperti di Madinah. 


Ia yang baru saja pulang dari umrah mengungkapkan bahwa kondisinya hampir sama antara Masjid Namira dan Masjid di Madinah sehingga mengobati rasa kangennya, seperti suasananya, imamnya yang merupakan para hafiz, wangi parfumnya, karpetnya –bedanya karpet Masjid Namira berwarna merah, sedangkan Madinah berwarna hijau–.


Fasilitas menginap pada i’tikaf tahun ini lebih luas, tetapi konsumsi untuk peserta dan umum tahun ini disamakan dan tidak seperti tahun lalu yang dibedakan. Hal ini salah satunya menyebabkan jamaah agak susah buang air besar akibat kekurangan serat. 


“Tetapi kami sungkan untuk komplain karena kami sudah diberikan banyak kemudahan, Mbak,” ungkapnya dengan malu-malu. Bisa jadi akibat semakin banyak peserta i’tikafnya sehingga tempatnya semakin terbatas.


Peserta i'tikaf spesial muslimah Masjid Namira. (Foto: Panitia I'tikaf Masjid Namira)

Bu Asika


Ibu rumah tangga berusia 57 tahun ini memiliki dua anak perempuan yang sudah menikah. Bu Asika mengikuti suaminya yang beri’tikaf di Masjid Namira karena ingin belajar mengaji. Kebetulan Masjid Namira memfasilitasi jamaah i’tikaf untuk belajar mengaji, baik mengaji tahsin maupun tahfiz. Ini adalah tahun kedua Bu Asika ikut i’tikaf spesial di Masjid Namira.


Ia memilih i’tikaf spesial karena tempat tinggalnya jauh sehingga ia bisa beristirahat. Ia juga mengungkapkan bahwa buka puasa pada i’tikaf spesial disediakan berbeda dan pelayanannya lebih spesial. 


Meski demikian, tantangan dalam i’tikaf ini memang ada, terutama rasa mengantuk yang mungkin disebabkan tenaga yang terlalu diforsir. Akan tetapi, Bu Asika merasa senang karena ada kegiatan shalat malam dan bacaan imamnya pun terasa enak dan nikmat. 


Bu Asika tidak mengikuti kegiatan halaqah karena memilih ibadah tambahan secara mandiri. Meskipun tidak mengikuti kegiatan tambahan halaqah tahsin atau tahfiz, tetapi ia memiliki target tiga kali khatam Al-Qur’an. 


Rencananya, tahun depan insya Allah ia akan ikut lagi karena merasa senang bisa belajar mengaji dan mendapatkan teman yang banyak dari mana saja, seperti Jakarta, Bogor, dan Sulawesi. 


Ia mengatakan bahwa kegiatan i’tikaf di Masjid Namira sudah bagus, tetapi ia memberi masukan yaitu agar anak-anak diberi kegiatan khusus supaya lebih tertib dan jamaah yang lain tidak merasa terganggu dalam menjalankan ibadahnya.







Ariston Water Heater, pemanas air listrik recommended

Apakah kamu memiliki air panas listrik yang tersedia di rumah? Jika tidak, kamu harus mempertimbangkan untuk memasang pemanas air listrik terbaik. Dalam kehidupan modern, kenyamanan di rumah adalah salah satu aspek terpenting. Salah satu peralatan rumah tangga yang berperan dalam meningkatkan kenyamanan adalah air panas listrik. Electric water heater alat praktis untuk memanaskan air tanpa harus memasak secara manual.


Pemanas air panas listrik memungkinkan mendapatkan air hangat yang cepat dan praktis untuk berbagai tujuan, seperti mandi, mencuci, memasak, dan banyak lagi. Dengan banyaknya pilihan electric water heater di pasaran, memilih air panas listrik terbaik bisa menjadi tantangan. Artikel ini memberikan beberapa rekomendasi dan tips terbaik untuk memilih panas listrik.


Keuntungan Memasang Pemanas Air Listrik

Sebelum memasukkan daftar rekomendasi, disarankan untuk memahami beberapa manfaat air panas listrik. Berikut ini adalah keuntungan dari memasang pemanas air listrik Ariston, di antaranya:


Praktis dan Mudah Dipasang

Pemanas air listrik lebih mudah dipasang daripada air pemanasan gas. Selain itu, dinilai lebih aman karena memiliki fitur keamanan seperti ELCB dan keamanan suhu yang berlebihan meminimalkan risiko kebocoran gas dan ledakan saat memanaskan pemanas air listrik.


Ramah Lingkungan

Karena listrik adalah sumber energi utama, pemanas air listrik lebih ramah lingkungan daripada pemanasan gas.


Efisiensi Energi

Beberapa model operator air panas listrik dilengkapi dengan teknologi penyimpanan energi untuk mengurangi konsumsi daya.


Rekomendasi Terbaik untuk Operator Air Panas Listrik

Water heater electric Ariston dibagi menjadi dua cara yaitu water heater listrik dengan tangki (storage) atau water heater listrik tidak menggunakan tangki (instant). Water heater listrik dengan tangki adalah alat pemanas air yang memanaskan air yang terkandung dalam tangki gudang. Pemanas air ini dapat memanaskan air panas secara langsung atau instan, jadi jika kamu ingin menggunakannya, tidak perlu menunggu tangki water heater terisi penuh.


Berbeda dengan water heater listrik dengan tangki, air dipanaskan ada di dalam tangki, jadi kamu perlu memanaskan air setiap kali menggunakannya. Berikut adalah beberapa rekomendasi air panas terbaik dari Ariston Water Heater.


1. Lydos Hybrid Wi-Fi (Water Heater Listrik dengan Tangki)

Ariston memiliki pemanas air listrik dengan teknologi hibrida dan Wi-Fi, yaitu Lydos Hybrid Wi-Fi. Pemanas air ini menggabungkan teknologi pompa panas dengan listrik untuk menghemat hingga 50% dibandingkan dengan air panas listrik.


Selain itu, Lydos Hybrid Wi-Fi bisa mencatat kebiasaan air hangat, memungkinkan air hangat sudah tersedia saat dibutuhkan. Selanjutnya, pemanas air ini dapat dihubungkan ke Wi-Fi, sehingga dapat disetting dari mana saja dan kapan saja melalui aplikasi Aqua Ariston.


Pemanas air ini memiliki kapasitas tangki sebesar 80 L dan 100 L dan mampu memanaskan air dengan cepat. Cara instalasinya pun sederhana dan praktis serta mudah digunakan.


2. Andris2 Top WiFi (Water Heater dengan Tangki)

Pemanas air ini tersedia dalam ukuran tangki 15 dan 30 L, membuatnya cocok untuk penggunaan pribadi. Dilengkapi dengan elemen pemanas titanium yang memberikan perlindungan terbaik terhadap korosi dan karat.


Pemanas air Andris2 Top Wi-Fi ini menggunakan sumber daya utama dengan listrik, tetapi kamu tidak perlu khawatir akan biaya yang melonjak. Kamu dapat menghemat hingga 14% dengan fitur Eco Evo.


Fitur ini memungkinkan kamu untuk secara otomatis memasok air panas jika diperlukan dengan merekam waktu mandi dan kebiasaan suhu air yang digunakan. Adapun garansi tangki dan elemen pemanas yaitu seumur hidup.


3. Aures Luxury (Water Heater Instan)

Water heater Arsiton memiliki pemanas air yang dapat memanaskan air secara langsung atau instan. Pemanas air ini dapat memanaskan air kapan saja karena tidak perlu mengisi tangki penuh terlebih dahulu.


Aures Luxury adalah salah satu water heater listrik instan Ariston yang dapat mempertahankan suhu dengan stabil. Selain itu, pemanas air tersebut dapat menghemat hingga tiga batasan suhu. Water heater Aures Luxury juga dilengkapi dengan teknologi layar sentuh terbaru.


Sedangkan untuk garansi, Aures Luxury hadir dengan garansi tangki selama 3 tahun. Untuk penggunaannya, pemanas air ini membutuhkan daya listrik 2400 watt.


Tips untuk Memilih Air Panas Listrik yang Tepat

Water heater listrik terbaik dari Ariston

Pilihan water heater listrik untuk memenuhi kebutuhan sangat penting untuk mendapatkan produk yang efisien dan tahan lama. Di bawah ini adalah beberapa tips untuk memilih pemanas air listrik yang tepat.


1. Tentukan Kapasitas Sesuai Kebutuhan

Pilih kapasitas tangki sesuai dengan jumlah penghuni rumah. Jika hanya ada satu atau dua orang, menggunakan water heater dengan kapasitas tangki 10-15 Liter sudah cukup. Namun, jika digunakan untuk keluarga, pilih kapasitas yang lebih besar, seperti 30 liter atau lebih.


2. Perhatikan Daya

Pastikan daya listrik di rumah cukup untuk menggunakan air panas. Pilih pemanas air dengan daya listrik yang sesuai kebutuhan. Daya listrik yang besar akan berpengaruh pada besarnya biaya listrik yang dikeluarkan.


3. Memiliki Fitur Keamanan

Keamanan adalah faktor utama dalam memilih air listrik panas. Pastikan produk yang dipilih termasuk fitur keamanan seperti ELCB, pengontrol suhu otomatis, dan perlindungan  kebocoran air.


4. Pilih Material Water Heater yang Tahan Lama

Pilihlah water heater dengan antilapis seperti enamel dan stainless steel. Material ini memastikan bahwa produk ini sangat tahan lama dan awet.


5. Periksa Garansi dan Layanan Setelah Penjualan

Pilih produk yang menawarkan garansi panjang yang memberikan layanan purna jual (after sales).


Kesimpulan

Pemanas air listrik atau electric water heater merupakan perangkat yang sangat berguna dalam kehidupan modern karena memberikan kenyamanan dan kemudahan dalam mendapatkan air hangat secara cepat. Dibandingkan dengan pemanas air berbahan gas, pemanas air listrik lebih aman, mudah dipasang, serta ramah lingkungan. Selain itu, beberapa model dilengkapi dengan teknologi efisiensi energi yang dapat membantu menghemat konsumsi listrik.


Terdapat dua jenis utama pemanas air listrik, yaitu yang menggunakan tangki penyimpanan (storage) dan yang bersifat instan atau tanpa tangki. Pemanas air dengan tangki memungkinkan penyimpanan air panas untuk digunakan kapan saja, sementara pemanas air instan langsung memanaskan air tanpa perlu menunggu mengisi tangki. Beberapa produk unggulan seperti Ariston Lydos Hybrid Wi-Fi, Andris2 Top Wi-Fi, dan Aures Luxury menawarkan berbagai fitur canggih seperti pengontrol suhu otomatis, koneksi Wi-Fi, dan teknologi hemat energi.


Untuk memilih pemanas air listrik yang tepat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti kapasitas tangki yang sesuai kebutuhan, daya listrik yang tersedia, fitur keamanan, material yang tahan lama, serta garansi dan layanan purna jual. Dengan mempertimbangkan aspek-aspek tersebut, pengguna dapat menemukan pemanas air listrik yang sesuai dengan kebutuhan rumah tangga dan menikmati manfaatnya dengan lebih optimal. Hubungi Distributor Ariston Bali, PT Indotech Energi Persada, sekarang dan dapatkan water heater listrik terbaik dari Ariston.