Meniti Asa Anak Negeri Demi Meraih Mimpi Melalui Inner Strength BISKUAT ACADEMY 2022

PULANG SEKOLAH, wajahnya ditekuk jelas menyiratkan rasa kesal atau kesedihan. Matanya yang mengingatkanku pada mata ibuku terlihat berkaca-kaca. Tak ada satu pun kata yang terucap dari bibir mungilnya. Hanya tubuh kecil yang gemetar seolah menahan sesuatu. Aku dan suamiku yakin ada kejadian yang tak mudah dilalui di sekolah barunya. 

Dengan hati perih, aku memeluknya dengan segenap jiwa dan mendengarkan seluruh keluh kesahnya. Hari itu aku melihat bahwa bullying atau perundungan benar-benar nyata dan mengerikan, tak mengenal anak-anak atau dewasa, dan bisa terjadi di mana pun. Kami tentu saja menumbuhkan tekad untuk beraksi.

Makin bersemangat tekuni minat dan bakat bersama Biskuat (Foto: dok. pri)

Say no to bullying!

Bullying atau perundungan yang dialami anak sulungku, Rumi, ternyata punya dampak yang tidak sederhana. Anak yang mem-bully Rumi menggunakan kayu untuk memukul, silet untuk menakut-nakuti, dan bahkan memalak. Aku tak sanggup membayangkan betapa Rumi jadi rapuh dan ketakutan saat itu. Di sisi lain, anak yang menjadi pelaku bullying itu pun jelas tak bisa serta merta disalahkan karena pasti ada hal yang salah dengan pola asuh atau lingkungannya. 

Setelah melaporkan kejadian itu, pembenahan di sekolah dan terutama mengatasi trauma pada psikis Rumi adalah satu dari sekian banyak hal yang kami sebagai orangtuanya dan pihak sekolah lakukan. Kami benar-benar bersyukur dan berterima kasih bahwa Ibu Titin selaku kepala sekolah saat itu punya kepedulian tinggi pada hal semacam ini. Meski demikian, tanggung jawab terbesar memang tetap berada di pundak kami sebagai orangtuanya, dan itu tidak mudah. 

Rumi (memakai surjan lurik khas Jawa dengan ikat kepala merah putih) bersama teman-temannya

Rumi yang kala itu menjadi siswa baru di sekolahnya karena kami baru saja pindah dari Bogor ke Lamongan merupakan anak yang cenderung pendiam. Perawakannya yang kurus, wajahnya yang khas, dan logatnya yang berbeda memang membuatnya potensial untuk menjadi sasaran perundungan. Akan tetapi, ketika hal tersebut benar-benar terjadi padanya, kami tetap saja terkejut. 

Rumi tidak mengambil sikap apa pun ketika perundungan itu terjadi. Ia sempat mengatakan bahwa ia tidak ingin melawan karena khawatir nanti bisa menyakiti temannya yang mem-bully itu. Sejak kecil, Rumi merupakan anak yang berhati lembut, tetapi cukup cerdas secara kognitif dan daya ingat serta penalarannya berkembang dengan baik. Bullying ini amat mengganggu, baik secara fisik maupun psikologis dan kami sungguh-sungguh mencari solusinya. 

Salah satu langkah instan yang kami ambil saat itu adalah mengikutsertakan Rumi dalam kegiatan olahraga bela diri. Klub bela diri yang saat itu bertempat di gedung perpustakaan daerah sedikit demi sedikit mengubah dirinya menjadi lebih berani, lebih tegas, dan lebih terbuka sekaligus tangguh, tekun, dan percaya diri. Ia juga mulai dapat beradaptasi dan sedikit demi sedikit meraih prestasi, mulai dari meraih medali emas di kejuaraan taekwondo provinsi hingga jadi juara lomba menggambar dan menulis. Ia bahkan meraih juara kelas dan menjadi salah satu pemenang lomba menulis surat tingkat nasional. 

Kegembiraan Rumi saat menyabet medali emas Taekwondo tk. provinsi dan juara lomba menulis surat tingkat nasional

Semua hasil dari usaha tersebut membuat kami yakin bahwa apabila ditangani dengan baik, bullying bisa diatasi dan mengubah karakter anak menjadi lebih positif meski membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Butuh kesabaran dan dukungan dari semua pihak, khususnya orangtua dan keluarga terdekat. Kemampuan bela diri yang kini dimilikinya membuat teman yang merundung tidak lagi berani mengganggunya. 

Selain itu, kesehatan fisiknya juga relatif terjaga. Rumi sebagai penyintas bullying sekarang sudah dapat bergaul dan memiliki banyak kawan. Meski demikian, kami selalu menanamkan kepadanya untuk tetap menjadi anak yang baik, sering berbagi, dan meyakinkannya bahwa kebaikan hati akan berbuah kebaikan juga, termasuk bagi dirinya. 

Menstimulasi inner strength anak 

Sering kali aku membekali anak-anak dengan makanan dan camilan kesukaan mereka ketika berangkat sekolah. Melalui bekal yang mereka bawa itu, aku mengajarkan dan menitipkan pesan untuk saling berbagi. Aku merasa mereka perlu belajar melakukan hal itu kepada teman-temannya tanpa membeda-bedakan satu sama lain agar bisa merasakan keajaibannya. Di samping itu, kami sebagai orangtua pun tentu harus memperhatikan asupan nutrisi yang mereka konsumsi. 

Nutrisi tersebut sangat penting untuk mendukung kegiatan mereka belajar, bermain, dan berolah raga yang tentu membutuhkan cukup energi. Hal yang paling mereka sukai adalah ketika kotak bekalnya aku sisipkan Biskuat, terutama yang rasa cokelat walaupun Biskuat rasa original pun tak bakal mereka tolak. Bentuknya yang berupa kepingan padat membuat Biskuat mudah untuk dibagikan tanpa mudah hancur. 

Biskuat, biskuit lezat untuk dukung anak hebat (Foto: dok. pri)

Biskuat yang mengandung 9 vitamin (vitamin A, B1, B2, B3, B6, B9, B12, D, dan E) dan 6 mineral (Selenium, Iodium, Seng, Kalsium, Magnesium, dan Zat Besi) memberikan gizi dan energi yang sesuai untuk aktivitas mereka yang cukup padat di sekolah. Gandum dan susu sebagai bahan utama Biskuat juga membuat sensasi rasa unik dan tentu saja sangat disukai anak-anak. Keunikan sensasi rasa Biskuat ini menjadi alasan utama Rumi dan Bumi, adiknya untuk rela menyisihkan uang saku agar Biskuat bisa tetap selalu hadir di sela-sela kegiatan mereka. 

Sebagaimana keunikan sensasi rasa pada Biskuat, semua manusia, termasuk anak-anak juga tercipta dengan keunikannya masing-masing. Mereka diciptakan Tuhan dengan fitrah atau segala potensi yang menanti untuk diasah sehingga menjadi pribadi yang luar biasa. Dengan kata lain, setiap anak memiliki potensi kekuatan dari dalam (inner strength) yang harus terus dilatih agar tumbuh menjadi anak-anak yang memiliki kekuatan mental dan karakter yang positif. 

Kekuatan baik dari dalam atau inner strength merupakan kekuatan mental yang tercermin dalam kekuatan karakter yang ada pada setiap anak saat berinteraksi dengan orang lain maupun diri sendiri, seperti berani, baik hati, tangguh, percaya diri, dan lain sebagainya. Seorang anak yang memiliki inner strength akan menjadi pribadi berkarakter positif, tetapi hal itu membutuhkan rangsangan dan latihan agar semakin tumbuh dalam keseharian. Jika inner strength ini terasah dengan baik, maka karakter anak yang juara, dalam arti yang seluas-luasnya, akan dapat terwujud, baik dalam bidang akademik maupun nonakademik. 

LIfe skill seperti memasak tak kalah penting. (Foto: dok. pri)

Bagiku, meraih prestasi bukan hanya dipersempit pengertiannya dengan memenangkan lomba dan mendapat ranking atau nilai tertinggi di kelas semata, tetapi merupakan kemampuan seseorang untuk meraih hal terbaik sesuai potensi dan usaha terbaiknya. Oleh karena itu, konsep penilaian kecerdasan majemuk anak dengan beberapa tolok ukur kemampuan sebagaimana diungkapkan dalam buku Multiple Intelligences: The Theory in Practice yang ditulis oleh seorang psikolog bernama Howard Gardner memiliki korelasi yang erat dengan inner strength. 

Kekuatan baik dari dalam (inner strength) yang ada pada setiap anak saat berinteraksi dengan orang lain maupun diri sendiri berbanding lurus dengan kecerdasan seorang anak yang juga dimiliki (built-in) dalam dirinya. Anak yang mampu memasak suatu menu di rumah misalnya, bisa dikatakan telah meraih prestasi karena ia mampu menyatukan beberapa kecerdasan yang ada pada dirinya, seperti kecerdasan logika-matematika, visual-spasial serta kinestetik tubuh dan digabungkan dengan inner strength yang sudah terbentuk dengan baik, seperti tekun, sabar, berani mengambil keputusan, dan lain sebagainya. 

Aku yakin bahwa jika orangtua sudah memiliki pemahaman semacam ini, tentu tidak akan lagi ada upaya membanding-bandingkan anak satu sama lain. Hal semacam ini menggambarkan bahwa kombinasi pada setiap pribadi manusia benar-benar unik dan tugas kita adalah mengoptimalkan bakatnya, bukan memaksakan apa yang menjadi keinginan kita meskipun terlihat menjanjikan. 

Gambar dari nsd.co.id

Dengan demikian, sebagaimana kubaca dari artikel di CNN, kita sebagai orangtua hendaknya memperhatikan dengan sungguh-sungguh periode penting atau the winning window tumbuh kembang motorik dan kognitif anak yang terjadi hingga anak mencapai usia 8 tahun. Layaknya the golden age, maka pada periode ini, orangtua dapat memberikan stimulasi yang tepat kepada anak sehingga winning skills-nya terasah dan dapat menjadi bekal bagi masa depannya. 

Ada delapan winning skills yang perlu dimiliki seorang anak, yaitu attention (perhatian) atau kemampuan memusatkan perhatian pada sesuatu, focus (fokus) atau kemampuan menuntaskan tugas yang dimulai sampai akhir, memory (daya ingat) atau kemampuan mengingat peristiwa, benda, atau orang dengan baik, language (bahasa) atau kemampuan berkomunikasi dengan tepat, psychomotor (psikomotorik) atau anak punya keterampilan jasmani, logic (logika) atau kemampuan menganalisis informasi, reasoning (penalaran) atau kemampuan memahami hal baru dan membangun proses berpikir, dan decision making (pengambilan keputusan) atau kemampuan memutuskan sesuatu melalui proses analisis. 

Hobi menggambar untuk mengasah kehalusan jiwa (Foto: dok. pri)

Sumber yang sama mengatakan pula bahwa anak pintar belum tentu menjadi “pemenang” apabila ia hanya mengikuti instruksi dan bingung saat harus mencari solusi sendiri, belum punya penalaran untuk melihat gambaran besar masalah, merasa kepintaran hanya sebatas peringkat (ranking) atau nilai, kurang gigih dan mudah terpuruk saat gagal, atau merasa paling benar dan meremehkan kemampuan anak yang lain. Oleh karena itu, mengasah inner strength pada anak merupakan hal yang sangat penting karena hal tersebut juga berpengaruh pada perkembangan mental anak pada usia selanjutnya, bahkan hingga mereka dewasa kelak. 

Jeli melihat potensi dan kekuatan anak

Sudah dua tahun belakangan, Rumi sekelas dengan teman-temannya yang sebagian besar menggemari olahraga sepak bola, mulai dari sekadar membicarakan keseruan permainannya, bermain games yang berkaitan dengan sepak bola, membahas klub-klub juara sepak bola di dalam atau luar negeri, hingga mengoleksi pernak-pernik para pemain bola terkenal, bahkan salah seorang di antaranya ikut klub khusus untuk berlatih sepak bola di luar kota. 

Suatu kali Rumi mengajakku berbicara secara khusus dan mengemukakan niatnya untuk mencoba mengikuti olahraga sepak bola. Ia sangat tertarik dan memiliki minat besar untuk melakukannya. Ia yakin olahraga sepak bola itu bisa dilakukan beriringan dengan olahraga bela dirinya karena ia amat menyukai keduanya. Mendengar tekadnya yang kuat, aku hanya bisa mendukungnya dan berharap semua itu bisa menjadi wadah dan kesempatan baginya untuk memaksimalkan potensi yang ada pada dirinya. Namun, aku merasa benar-benar bingung karena tidak memiliki informasi seputar klub sepak bola untuk anak di daerah kami. Jika pun ada, lokasinya amat jauh dari tempat tinggal. Apalagi ketika pandemi menghantam negeri, semua kesempatan seolah tampak tertutup awan tak bertepi. 

Belajar dari game juga bermanfaat. (Foto: dok. pri)

Kami kemudian menemukan titik terang ketika berjumpa dengan kemasan Biskuat, biskuit kegemaran Rumi dan adiknya di sebuah minimarket sepulang sekolah. Pada kemasan Biskuat rasa cokelat favorit mereka, terpampang dengan jelas tulisan “Biskuat Academy; Join Sekolah Bola Online; Menangkan Tur Stadion Bola Internasional”. Ibarat momen ketika Archimedes menemukan teorinya tentang Prinsip Archimedes yang terkenal itu, aku pun membatin, “Eureka!” 

Biskuat merupakan salah satu brand unggulan Mondelez International yang memiliki purpose-led brand (tujuan mulia) untuk menciptakan #GenerasiTiger, yaitu anak-anak yang tidak hanya berprestasi, tetapi juga memiliki kekuatan baik dari dalam diri (inner strength) yang tercermin dari karakter positif anak. 

Kami semua, khususnya Rumi merasa antusias dengan temuan ini. Biskuat memberikan peluang baginya untuk mengasah inner strength dengan mengikuti program Biskuat Academy. Biskuat Academy adalah rangkaian acara tahunan dari Biskuat untuk memberikan pembelajaran olahraga bagi anak Indonesia. Acara ini bertujuan mengembangkan kekuatan fisik sekaligus kekuatan baik dari dalam (inner strength) untuk menciptakan #GenerasiTiger. 

Biskuat percaya bahwa bahwa setiap anak memiliki potensi tak terbatas melebihi apa yang terlihat. Hal ini sesuai dengan paparanku di atas bahwa kekuatan sejati dan keunikan seorang anak sudah terletak di dalam diri mereka. Selain prestasi pada bidang akademik, Biskuat juga senantiasa mendorong pencapaian prestasi anak-anak Indonesia di bidang olahraga, seperti sepak bola melalui program Inner Strength Biskuat Academy 2022. 

Inner Strength menanti diasah di Biskuat Academy 2022 

Olahraga atau gerak badan yang bertujuan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh sangat penting bagi setiap orang. Kesehatan fisik dan mental sangat dibutuhkan, terutama dalam kehidupan di zaman serba digital dan praktis seperti sekarang. Kurangnya olahraga dapat menimbulkan efek yang tidak baik bagi tubuh sehingga akan menurunkan daya tahan dan mudah terkena penyakit. Kesehatan merupakan harta yang sangat berharga karena memberikan peluang produktivitas bagi seseorang, termasuk pada anak-anak. 

Pada semua jenis olahraga, termasuk sepak bola, selain membutuhkan skill atau kemampuan agar dapat menjadi pemain yang andal, terkandung pula nilai-nilai yang positif untuk melatih karakter agar menjadi pribadi yang kuat dan positif. Olahraga sepak bola anak dapat mengembangkan berbagai kekuatan yang baik dari dalam diri (inner strength), seperti berani, percaya diri, baik hati, tangguh, termasuk juga sportivitas, kerja sama, disiplin, menghormati guru/pelatih, sabar, pantang menyerah, cepat tanggap, dan cerdas. 

 

Melalui Biskuat Academy 2022, anak-anak bisa mengembangkan kekuatan dari dalam (inner strength) untuk mencapai mimpinya. Mulai dari peningkatan keterampilan bermain sepak bola dari pelatih berlisensi atau bersertifikasi UEFA A, seperti Coach Timo Scheunemann sebagai persiapan untuk menjadi pemain bola masa depan hingga bertemu pemain profesional dari Tim Nasional Sepak Bola Indonesia, seperti Andik Vermansah, Gavin Kwan Adsit, Indriyanto Nugroho, dan Matias Ibo

Keuntungan lain mengikuti Biskuat Academy 2022 adalah mendapat kesempatan untuk memenangkan tur ke stadion di Eropa dan ratusan hadiah lainnya. Seluruh peserta juga akan mendapatkan E-Certificate dan sertifikat fisik yang ditandatangani oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). 

Rangkaian kegiatan Biskuat Academy 2022

Biskuat yang memiliki purpose-led brand (tujuan mulia) untuk menciptakan #GenerasiTiger tentu memahami bahwa suatu kegiatan, terutama yang diikuti oleh anak-anak pasti telah dirancang kurikulumnya sesuai dengan tingkat usia mereka. Kegiatan yang dilakukan dalam gelaran Biskuat Akademy sudah dilangsungkan sejak tahun 2019. Saat itu kegiatan masih dapat diadakan secara luring berupa lomba sepak bola dan latihan bersama pemain nasional yang diikuti oleh peserta sebanyak 9.600 anak. 


Sayangnya, kegiatan yang begitu menarik minat banyak anak dan inspiratif ini ikut terimbas oleh adanya pandemi. Oleh karena itu, sejak tahun 2020 hingga 2021, kegiatan Biskuat Academy diadakan secara daring untuk menghindari penyebaran pandemi yang saat itu begitu masif. Meski demikian, kegiatan Biskuat Akademy di tahun 2020 tetap menghadirkan antusiasme. Terbukti dengan meningkatnya peserta sebanyak lebih dari 12 ribu anak di mana kegiatannya saat itu adalah sekolah bola online dan press conference 3 Bintang Garuda sebagai Ambassador. Kala itu, para peserta diberi peluang untuk memenangkan hadiah berupa kesempatan bertemu dengan tiga Bintang Garuda. Biskuat Akademy di tahun 2019 dan 2020 tersebut mendapat dukungan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). 

Adapun pada tahun 2021, peserta Biskuat Academy meningkat lebih dari 2 kali lipat dari tahun 2020, yaitu lebih dari 27 ribu anak di mana kegiatannya adalah sekolah sepak bola online, school visitation, dan grand prize berupa latihan bersama Evan Dimas. Wah, kegiatan ini pasti sangat berkesan bagi para peserta dan benar-benar dream come true. Pada tahun 2021 tersebut, dua lembaga, yakni Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) memberi dukungan pada kegiatan Biskuat Academy.

Nah, bagaimana dengan kegiatan Biskuat Academy di tahun 2022 ini? 

Tampaknya, Biskuat Academy 2022 semakin membuka pintu kesempatan yang begitu luas dengan menyiapkan kuota hingga 50 ribu peserta. Rumi dengan begitu bersemangat tentu juga ikut mendaftar untuk mengikuti kegiatan tersebut dengan langkah-langkah sebagai berikut.

 

1. Membeli Biskuat dengan kemasan khusus, yaitu Jumbo 1 pcs, B5000 1 pcs, B500 2 pcs, dan B1000 2 pcs.

2. Mendaftar via WhatsApp dan melakukan validasi dengan kode unik.

3. Kita akan mendapat hadiah langsung berupa akses ke sekolah bola online.

 


Jika ingin mendapat peluang atau kesempatan emas berikutnya, kita bisa mengunggah (up-load) video teknik bola yang diperoleh setelah mengikuti sekolah bola online bersama Bintang Garuda ke Instagram pribadi. Video yang telah tersaring dan terpilih akan masuk ke grand final dan pemenangnya berpeluang meraih grand prize, yaitu memenangkan hadiah berupa International Soccer Stadium Tour (tur ke stadion bola di Eropa). Ini tentu menjadi sebuah kesempatan yang pasti menjadi impian semua anak penggemar sepak bola di seluruh Indonesia. Wow, sebuah mimpi yang layak diperjuangkan oleh seluruh peserta Biskuat Academy, bukan? 

Semangat dan antusiasme anak Indonesia ini merupakan obor yang harus terus menerus dijaga. Inner strength yang dilatih melalui Biskuat Academy tentu juga akan memiliki peran yang besar bagi lahirnya generasi muda penerus masa depan berkarakter juara. Harapan ini bukan sesuatu yang utopis karena Biskuat Academy telah membuktikan dan memberikan wadah bagi anak-anak yang memiliki minat dan bakat pada olahraga sepak bola. 

Lebih dari itu, Biskuat Academy memiliki inisiatif terbaru berupa Workshop Guru Olahraga” di mana melalui inisiatif tersebut, Biskuat ingin memberi dukungan kepada para pahlawan di balik pengembangan potensi sepak bola anak. Para pahlawan itu adalah para guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (Penjasorkes) di tingkat Sekolah Dasar dan Menengah serta pelatih sekolah sepak bola. 


Sebagai orangtua, aku dan mungkin banyak orangtua lainnya, sepakat dengan nilai-nilai yang disampaikan dalam video tentang semangat dalam sepak bola yang begitu menyentuh dan inspiratif di atas. Ketika mimpi terasa mustahil diraih, maka kehadiran seseorang, seperti Coach Aji misalnya, yang bisa meyakinkan bahwa setiap orang bisa meraih mimpi besarnya sangat dibutuhkan. Anak-anak yang punya potensi besar bisa saja menghentikan impiannya jika tak didukung oleh pelatih yang mampu memotivasi dan menyentuh jiwa.

Walau hanya satu orang, tapi energi semangatnya telah menggerakkan kaki-kaki mungil untuk melesatkan bola dengan tendangan setinggi mungkin demi meraih cita-cita tanpa memedulikan area bermain yang mungkin tidak luas. Satu orang itu mampu menyalakan harapan yang mungkin mulai redup, mengobarkan semangat yang mulai menciut, dan meneguhkan keyakinan berkat kekuatan baik di dalam diri (inner strength). 

Semangat ini mestinya dimiliki semua orang yang mencintai dunia sepak bola yang ingin mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia. Derap langkah anak-anak lewat Biskuat Academy 2022 akan menciptakan tendangan lebih jauh untuk pertandingan yang lebih besar nanti.  

“Jika satu pelatih saja dapat mengembangkan sekelompok anak, maka dukungan penuh dari berbagai pihak seperti guru, orangtua, dan masyarakat sekitar dapat menghasilkan perubahan maksimal dalam pengembangan olahraga sepak bola dan sekaligus mengembangkan karakter positif pada anak.

Biskuat Academy menanti kiprahmu, Nak!

Biskuat Akademy 2022 memberikan sebuah antusiasme baru dalam diri kedua anak kami. Hampir semua topik pembicaraan kini berisi tentang sepak bola, bahkan karya mereka pun kini beralih seputar bola. Rumi yang juga punya hobi menggambar, kini lebih sering menggambar karakter para pemain bola kegemarannya, sedangkan Bumi ikut menggambar bus yang sering membawa tim sepak bola favorit mereka. 

Teknik permainan sepak bola pun semakin tekun dipelajarinya dan dipraktikkan di lapangan alun-alun sehabis subuh. Apalagi menjelang diadakannya gelaran Piala Dunia, antusiasme kedua krucil juga semakin menjadi-jadi. Bahkan ketika di sela-sela latihan bela diri, pembahasan sepak bola menjadi hal yang kerap dilakukan oleh Rumi dan teman-temannya. 

Tidak hanya Rumi dan Bumi, ayahnya pun ikut merasa tertarik dan bersemangat. Tidak hanya membelikan bola dan kostum pemain kesukaan Rumi, buku-buku yang berkaitan dengan sepak bola pun disiapkannya. Aura piala dunia jelas tidak bisa diabaikan oleh kedua krucil dan ayahnya. Saya hanya tersenyum dan mulai menyiapkan rencana membuat camilan dan menyediakan Biskuat plus minuman kesukaan mereka jika nanti akan membuat acara nobar (nonton bareng), hahaha. 

Jangan pernah berhenti meraih mimpimu, Nak. Tendang bola itu sekuat tenagamu dan raih prestasi karena kalian memiliki inner strength Biskuat Academy! Biskuat Academy 2022 akan menjadi gerbang untuk meniti asa menuju tercapainya mimpi bagi seluruh anak negeri yang ingin memajukan Indonesia lewat kelihaian bersepak bola.

1 komentar:

  1. baca kisah bullying rumi ikutan sedih padahal anakku msh balita. masyaAllah rumi bisa bangkit yaa semoga tumbuh jadi anak sholeh aamiin

    BalasHapus